Bayi Asal Depok yang Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Sempat Minum Obat Sirop

Prosesnya itu cukup cepat, dari stadium tiga langsung ke stadium enam. Terus dokter bilang, ibu anak ibu dalam masa kritis,"

Galih Prasetyo
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 16:22 WIB
Bayi Asal Depok yang Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Sempat Minum Obat Sirop
Ilustrasi botol obat sirop untuk anak [SuaraSulsel.id/Muhammad Yunus]

SuaraJabar.id - Seorang bayi asal Kota Depok meninggal dunia karena gagal ginjal akut di RSCM Jakarta. Menurut pihak keluarga, bayi malang tersebut sempat sakit panas, flu serta pilek.

Menurut Soliha, ibu Azqiara Anindita Nuha menceritakan kronoligis anaknya sebelum menghembuskan nafas terakhir. 

Dikatakan oleh Soliha, penyakit gagal ginjal yang dialami anaknya berlangsung sangat cepat, hanya hitungan hari.

“Awalnya itu anak saya panas dan pilek di malam Jumat, panas dan pilek biasa doang belum saya bawa ke dokter, dan saya kasih obat yang ada di rumah dulu," kata Soliha mengutip dari Depoktoday--jaringan Suara.com

Baca Juga:Baru 22 Provinsi yang Lapor, Jumlah Anak Penderita Gagal Ginjal Akut Kemungkinan Bertambah

"Panasnya saya kasih P*** biasa (sirop), terus pileknya saya itu kasih R*** (sirop),” tambah Soliha.

Namun setelah dikasih obat tersebut, anaknya yang baru berusia tiga tahun malah makin memburuk. Balita tersebut tak bisa buang air kecil dan bahkan kerap muntah-muntah.

Awalnya, Azqiara sempat di bawa Rumah Sakit Bunda Aliyah Depok, namun kondisinya kembali memburuk hingga harus dirujuk ke RSCM.

Setibanya di sana (RSCM), dokter langsung melakukan pemeriksaan secara mendalam. Dan ternyata, Azqiara didiagnosa mengalami gagal ginjal akut stadium tiga.

“Prosesnya itu cukup cepat, dari stadium tiga langsung ke stadium enam. Terus dokter bilang, ibu anak ibu dalam masa kritis, kalau nggak salah oksigen di bawah 40, saturasi oksigen itu harus buru-buru dipasang ventilator lagi,” jelas Soliha.

Baca Juga:Polri Akan Usut Dugaan Tindak Pidana pada Kasus Gagal Ginjal Akut

Mendengar hal itu, hati Soliha pun remuk. Ia tak tahu harus seperti apa. Puncaknya terjadi pada Minggu pagi, 16 Oktober 2022, Azqiara akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

“Akhirnya kami setuju untuk dipasang ventilator lagi. Tidak lama kemudian pagi saya dipanggil lagi sama dokter bilang anak saya dalam keadaan kritis,” ujarnya.

“Dokter sebenarnya mau ada tindakan tapi masa kritisnya semakin memburuk, pendarahan jantung hebat, karena semuanya sudah terserang, dan hari Minggu jam 8 pagi dinyatakan sudah meninggal,” kata Soliha.

Soliha hanya bisa berharap, semoga tak ada lagi anak-anak yang bernasib sama dengan Azqiara.

“Mudah-mudahan pemerintah ini menemukan solusinya, obatnya, ataupun penyebabnya apa? Biar ada obatnya,"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini