Tinggal di Bedeng Beralaskan Tanah, Keluarga di Purwakarta Ini hanya Bisa Makan Nasi dan Micin

Kondisi rumah keluarga tersebut memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah bedeng beralaskan tanah, berdinding triplek, dan kain sarung.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 03 November 2022 | 18:06 WIB
Tinggal di Bedeng Beralaskan Tanah, Keluarga di Purwakarta Ini hanya Bisa Makan Nasi dan Micin
Potret keluarga miskin. [Antara/Dok Dedi Mulyadi]

SuaraJabar.id - Potret kemiskinan masih banyak ditemui di wilayah Provinsi Jawa Barat. Di Kabupaten Purwakarta misalnya, sebuah keluarga hidup tak layak dengan tinggal di bedeng beralaskan tanah dan harus bertahan hidup dengan makan nasi dicampur dengan garam atau bumbu penyedap rasa.

Potret kemiskinan di Purwakarta itu ditemukan oleh Anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Menurutnya, hingga saat ini kemiskinan masih menjadi permasalahan dasar yang dialami banyak warga.

"Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi permasalahan dasar yang terus dibenahi oleh pemerintah," kata Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Kamis (3/11/2022).

Ia menyampaikan cukup banyak masyarakat yang terjebak dalam kemiskinan kultural. Kemiskinan tersebut membuat mereka terjebak dalam rutinitas yang semakin terpuruk.

Baca Juga:Anne Ratna Mustika Hadiri Nikah Massal Pengantin Lama, Banyak Pasangan di Purwakarta Nikah Siri?

Seperti keluarga yang ditemukan Dedi di Kampung Sukamanah, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta. Sebuah keluarga hidup di rumah "bedeng" yang berada di lahan milik Jasa Marga berdekatan dengan jalan tol.

Sehari-hari keluarga tersebut hidup dari penghasilan kepala keluarganya, Agus Deni, yang berjualan minuman keliling di pasar malam dan acara hiburan.

Sehari mereka biasa mendapatkan uang Rp 20-50 ribu. Saat ditanya sudah makan atau belum? Mimin, ibu dari penghuni rumah bedeng itu mengaku sudah makan dengan lauk berupa potongan timun yang dimasak bumbu kunyit, sedangkan biasanya, keluarga itu mengaku hanya makan nasi dengan garam atau penyedap rasa.

Saat ini Agus dan Mimin masih menghidupi dua anaknya yang masih kecil, satu di antaranya bersekolah SD. Sementara anak paling besar bekerja sebagai tukang parkir di "rest area" dengan penghasilan Rp30 ribu per hari.

Dedi kemudian mengecek kondisi dapur keluarga tersebut. Ternyata mereka tidak memiliki bahan pokok seperti beras dan lauk pauk. Bahkan gas untuk memasak dan air galon dalam kondisi habis.

Baca Juga:Duda Wanna Be, Dedi Mulyadi Minta Jampi-jampi Pelet ke Mbah Kaan, Berkelakar Dirinya Tak Laku

Kondisi rumah keluarga tersebut memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah bedeng beralaskan tanah, berdinding triplek, dan kain sarung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak