Kartu Tani Tak Bisa Diandalkan, Kelangkaan Pupuk Bikin Petani Ciamis Menjerit

Yang jadi pertanyaan saya adalah, untuk apa Kartu Tani yang selama ini dibagikan kepada petani? Fungsi dan manfaatnya apa?" keluh seorang petani Ciamis.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 29 November 2022 | 16:36 WIB
Kartu Tani Tak Bisa Diandalkan, Kelangkaan Pupuk Bikin Petani Ciamis Menjerit
ILUSTRASI - Anti Mainstream! Petani Ini Tanam Padi dengan Cara Maju (instagram/@viralmedsostv)

SuaraJabar.id - Sejumlah petani di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat kini tengah dihadapkan pada musim tanam. Namun, mereka kesulitan melewati musim tanam saat ini lantaran pupuk langka.

Seperti yang dialami petani asal Dusun Pasiripis, Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Ciamis, mereka mengaku sangat kesulitan untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi.

Petani setempat yang bernama Yoyo mempertanyakan manfaat dan fungsi dari Kartu Tani yang merupakan salah satu program pemerintah.

Sebab Kartu Tani miliknya tetap tidak bisa dijadikan andalan, untuk bisa mendapatkan pupuk dengan mudah. Yoyo merasa bahwa kartu untuk para petani tersebut tidak berguna dan tidak ada manfaatnya.

Baca Juga:7 Perusahaan Belanda Minat Impor Produk Tani dari Indonesia, Komoditas Apa Saja?

“Yang jadi pertanyaan saya adalah, untuk apa kartu tani yang selama ini dibagikan kepada petani? Fungsi dan manfaatnya apa? Toh selama ini meski sudah mempunyai Kartu Tani, mencari pupuknya tetap saja sulit,” keluhnya, Selasa (29/11/2022).

Sehingga dengan pupuk yang langka tersebut, kata Yoyo, para petani kini merasa pusing.

“Program pemerintah saya anggap gagal, dan memberatkan para petani,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sindangrasa Egi Suprayoga Samsu, membenarkan jika para petani di desanya saat ini menjerit akibat terjadinya kelangkaan pupuk jenis urea.

“Kashian para petani, jika kondisi kelangkaan pupuk ini terus berlarut-larut,” ucapnya.

Baca Juga:Bantu Kelompok Tani Perkuat Pangan, OMG Berikan 1.200 Lubang Tanam Sayur Hidroponik

Menurutnya, pemerintah terutama dinas pertanian juga harus ikut andil untuk segera turun tangan mengatasi pupuk yang langka saat ini.

Egi menuturkan, area persawahan di Desa Sindangrasa yang mempunyai luas 99 hektar itu, saat ini sudah musim tanam dan memasuki masa pemupukan.

“Namun kondisi tersebut diperparah akibat terjadinya kelangkaan pupuk di lapangan,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini