Sumur Mengering, Warga Kampung Paku Haji Cimahi Harus Keluarkan Uang Rp150 Ribu Demi Air Bersih

"Buat sehari-hari paling sekarang beli. Awal bulan ini udah abis Rp150 ribu buat beli air karena yang dari sumur tinggal sedikit,"

Galih Prasetyo
Sabtu, 12 Agustus 2023 | 08:37 WIB
Sumur Mengering, Warga Kampung Paku Haji Cimahi Harus Keluarkan Uang Rp150 Ribu Demi Air Bersih
Ilustrasi- Warga meletakkan ember di antrean untuk diisi air bersih bantuan dari Pemprov Jawa Barat di Desa Kertajaya, Garut, Jawa Barat, Rabu (11/8/2021). (Antara/Novrian Arbi/wsj)

SuaraJabar.id - Warga Kampung Paku Haji RT 02/17, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi di awal bulan ini mengaku terpaksa harus mengeluarkan uang demi mendapatkan air bersih.

Kondisi ini lantaran air di sumur warga sudah mulai surut sejak musim kemarau melanda. Salah satu warga, Atik Sutisna (69) mengaku bahwa ia di awal bulan ini sudah keluarkan uang Rp150 ribu untuk beli air bersih.

"Buat sehari-hari paling sekarang beli. Awal bulan ini udah abis Rp150 ribu buat beli air karena yang dari sumur tinggal sedikit," ungkap Atik.

Tidak hanya itu, Atik dan warga lainnya pun terpaksa mengambil air dari sumur bor yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka.

Baca Juga:Gerak Cepat, Kementan Optimalisasi Pasokan Air untuk Bantu Kekeringan di Indramayu

Menurut Atik, kekeringan di tempatnya tinggal lebih parah dibandingkan tahun lalu. Atik mengatakan jika tahun lalu, meski musim kemarau, kondisi air masih cukup normal.

"Tapi tahun ini parah, hampir enggak ada air," ucapnya.

Sementara itu, menurut ketua RW 17 Kelurahan Cipageran Asep Rahmat mengatakan ada sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) di RT 02 yang terdampak kemarau sehingga mengalami kesulitan air bersih.

"Memang di RT 02 ini sulit sekali untuk air bersih sekarang udah seminggu terakhir. Ada sekitar 100 KK lebih yang terdampak," terang Asep.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2023 debagian besar wilayah diprakirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023 sebanyak 507 ZOM (72,53%).

Baca Juga:Dampak El Nino, Dua Kecamatan di Boyolali Alami Bencana Kekeringan

Jika dibandingkan terhadap normal, Puncak Musim Kemarau 2023 di sebagian besar daerah yaitu 402 ZOM (57,51%) diprakirakan sama, sedangkan wilayah lainnya diprakirakan maju terhadap normal yaitu sebanyak 185 ZOM (26,47%) dan mundur terhadap normal yaitu sebanyak 112 ZOM (16,02%).

Durasi Musim Kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprediksi berkisar 9 - 20 dasarian yaitu sebanyak 355 ZOM (50,8%).

Durasi musim kemarau 2023 pada 114 ZOM (16,31%) diprakirakan sepanjang 1 - 8 dasarian, 112 ZOM (16,0%) diprakirakan sepanjang 21 - 28 dasarian, 5 ZOM (0,72%) diprakirakan mengalami panjang musim >28 dasarian dan sebanyak 113 ZOM (16,17%) memiliki tipe satu musim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini