SuaraJabar.id - Sebuah video viral mengenai orangtua (ortu) yang marah usai melihat potongan rambut sang anak viral di media sosial. Ternyata aksi pencukuran rambut siswa secara asal-asalan itu dilakukan oleh oknum TNI di Purwakarta, Jawa Barat.
Beberapa fanspage TikTok dan Instagram memperlihatkan hasil cukur rambut yang tak rapi dari puluhan siswa. Salah satu yang mengunggah video adalah akun @jajanlywvhb. Ternyata sosok pencukur rambut siswa itu adalah Babinsa bernama Serka Dadan. Anggota DPR RI sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi justru mengapresiasi aksi Serka Dadan.
Anggota TNI itu dianggap memberi pelajaran berharga untuk para siswa yang bandel. Aksi pencukuran terjadi di SMPN 1 Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Ia memutuskan untuk mencukur puluhan rambut siswa secara asal-asalan saat upacara sekolah di lapangan SMPN 1 Maniis pada Senin, 4 September 2023.
Dalam video yang beredar luas, anggota Babinsa bernama Dandan terlihat mencukur rambut para siswa dengan gunting. Siswa-siswa yang menjadi korban pencukuran hanya bisa menunduk pasrah, dan Dandan bahkan meminta mereka untuk segera melaporkan insiden tersebut kepada orang tua masing-masing.
Baca Juga:Ending Istri Potong Alat Kelamin Suami di Solo: Wanita Ini Menyesal, Suami Minta Istri Dibebaskan
Kepala Sekolah SMPN 1 Maniis, Yana Heryana, menjelaskan bahwa aksi pencukuran rambut ini berlangsung secara spontan, tanpa perencanaan sebelumnya. Meskipun demikian, dia berpendapat bahwa metode pembinaan dengan mencukur rambut ini sebenarnya tidak tepat.
Seorang wali murid dari SMPN 1 Maniis, Dade Suharsono, mengungkapkan kekagetannya ketika mengetahui bahwa rambut anaknya dicukur secara tidak beraturan. Babinsa yang melakukan aksi tersebut kemudian teridentifikasi sebagai Serka Dadan Wijaya.
Dadan mengungkapkan bahwa aksi ini berawal dari informasi yang diterimanya bahwa banyak siswa yang sering nongkrong di warung dekat sekolah saat jam pelajaran berlangsung.
Sebagai seorang Babinsa yang bertanggung jawab terhadap wilayahnya, Dadan mulai merasa khawatir dengan perilaku para pelajar ini. Mereka mulai menunjukkan tanda-tanda melawan guru, melawan orang tua, terlibat dalam tawuran, dan bahkan terindikasi mengkonsumsi obat terlarang.
Dilansir dari AyoBandung.com (jaringan Suara.com) dan YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, pihak sekolah meminta Dadan untuk menjadi pembina upacara pada Senin, 4 September 2023. Setelah upacara selesai, dilakukan pembinaan sekaligus pemeriksaan terhadap 35 anak yang sebelumnya telah masuk dalam catatan sekolah.
Baca Juga:Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ Gegara Ulah Oknum TNI yang Lawan Arus, 1 Orang Luka Berat
Pada saat itulah, terjadi aksi pencukuran rambut pada anak-anak tersebut, yang terkesan asal-asalan karena jumlah anak yang banyak dan waktu yang terbatas. Namun, anak-anak hanya bisa diam, menyadari kesalahan mereka sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Dalam awalnya, banyak orang tua yang mengeluhkan tindakan tersebut karena merasa anak-anak mereka tidak diperlakukan dengan benar.
Namun, setelah diberi penjelasan bahwa anak-anak mereka bermasalah hingga terindikasi mengkonsumsi obat terlarang, para orang tua justru berbalik berterima kasih. Akhirnya, ke-35 anak tersebut sepakat untuk mengikuti program pembinaan mental di salah satu pesantren, yang telah disepakati antara pihak sekolah dan orang tua.
Dalam konteks ini, Dedi Mulyadi, yang dikenal sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM), menilai bahwa tindakan Serka Dadan adalah tindakan yang terukur. Ia mengingatkan bahwa orang tua harus mampu mengontrol anak-anak mereka, dan guru-guru harus selalu peka terhadap lingkungan sekolah. Menurut Dedi Mulyadi, status sebagai anak nakal saat ini tidak berarti bahwa mereka akan gagal dalam hidup.
Banyak anak nakal yang berhasil sukses setelah menyelesaikan pendidikan. Oleh karena itu, ia mengajak anak-anak untuk fokus pada pembelajaran dan tidak menyimpang pada kegiatan yang dapat merusak perkembangan hidup mereka. “Saya ucapkan terima kasih karena bapak (Dadan) telah mengambil tindakan dengan risiko dicaci maki. Lebih baik dicaci maki tapi menyelamatkan masa depan 35 anak, daripada dipuji-puji malah menjerumuskan,” katanya.
“Ini pembelajaran penting bagi semuanya. Masih untung ada Pak Babinsa, coba kalau cuek bisa jadi yang 35 anak itu jadi pecandu,” ujar Kang Dedi Mulyadi dari kanal youtubenya.