Belum Ada Pemetaan Kerawanan Bencana, Warga Cireunghas Sukabumi Was-was dengan Pergerakan Tanah

"Seharusnya cepat, jadi ada kepastian dan tidak waswas. Apakah kami harus mengungsi atau tidak. Intinya ada kepastian," ungkapnya.

Galih Prasetyo
Minggu, 03 Desember 2023 | 17:48 WIB
Belum Ada Pemetaan Kerawanan Bencana, Warga Cireunghas Sukabumi Was-was dengan Pergerakan Tanah
Kondisi rumah warga yang terancam pergerakan tanah di pinggir aliran Sungai Ciletuh, tepatnya di Kampung Sampora RT 06/03 Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Minggu (18/9/2022). [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Rasa was-was menghantui warga di Kampung Tegalkaso RT 03/05, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, utamanya bagi warga yang alami bencana pergerakan tanah.

Hal ini lantaran sampai saat ini belum ada deteksi dini dan pemetaan tingkat kerawanan bencana. Padahal pdaa Jumat sore, 1 Desember 2023, sekitar pukul 15:00 WIB, daerah ini dilanda bencana pergerakan tanah.

Akibat pergerakan tanah itu, sejumlah rumah mengalami keretakan, kondisi sama juga ditemui di kolam ikan dan sawah milik warga. Bahkan satu rumah warga sudah rata dengan tanah.

Warga sangat membutuhkan deteksi dini dan pemetaan kerawanan bencana untuk mengantisipasi bencana pergerakan tanah.

Baca Juga:Ditipu Travel, Puluhan Calon Jamaah Umrah Hanya Diantar Sampai ke Terminal Garut

Dikutip dari Sukabumiudapte.com--jaringan Suara.com, saat ini satu rumah sudah ambruk, satu rusak ringan, tiga rusak sedang, dan 43 rumah terancam.

Menurut warga, Karna Suganda (43), deteksi dini dan pemetaan kerawanan bencana sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan apakah mereka akan mengungsi atau tidak.

"Seharusnya cepat, jadi ada kepastian dan tidak waswas. Apakah kami harus mengungsi atau tidak. Intinya ada kepastian," ungkapnya.

Daerah ini sendiri pertama mengalami bencana pergerakan tanah pada 18 November 2023. Dan semenjak bencana pertama itu, warga selalu was-was dan khawatir, tempat tinggal mereka bakal ambruk.

"Pasti khawatir, resah, bimbang, apalagi kalau malam ada hujan, lebih mengerikan lagi. Sekarang setiap hari warga berjaga-jaga, setiap malam juga. Seperti kemarin, saat siang kan ambruk (satu rumah), kita sampai malam bahkan dini hari, berjaga,"

Baca Juga:Kronologis Si Cantik Penunggu Situ Habibi Terkam Nelayan, Saksi Mata: Bau Amis Bikin Buaya Kejar Korban

Sementara itu, Camat Cireunghas Asep Mahmud mengatakan penanganan sudah dilakukan secara persuasif terhadap warga terdampak sejak 18 Nobember 2023.

"Sejak pemantauan pergeseran tanah mulai Senin (18 November), Rabu awalnya ke BPBD untuk ditindaklanjuti yang ini yang terkahir yang amblas itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini