Ultimatum Preman Yang Bacok Pekerja Jembatan, Dedi Mulyadi: Siap-siap Diborgol

Kali ini Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengultimatum preman yang membuat onar di lokasi proyek Jembatan Cihambulu, agar segera menyerahkan diri.

Andi Ahmad S
Sabtu, 30 Maret 2024 | 09:57 WIB
Ultimatum Preman Yang Bacok Pekerja Jembatan, Dedi Mulyadi: Siap-siap Diborgol
Dedi Mulyadi [dpr.go.id]

SuaraJabar.id - Politisi Partai Gerindra Dedi Mulyadi nampaknya sudah jengah kepada preman yang membuat onar hingga membacok salah satu pekerja pada proyek jembatan penghubung Purwakarta-Subang, Jawa Barat.

Kali ini Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengultimatum preman yang membuat onar di lokasi proyek Jembatan Cihambulu, agar segera menyerahkan diri.

"Kalau tidak datang terus, ya mungkin nanti ada surat penangkapan dan siap-siap diborgol, dijemput polisi,” kata mantan suami Anne Ratna Mustika itu.

Dedi Mulyadi terpaksa harus berurusan dengan preman setelah sejumlah pekerja proyek jembatan penghubung Purwakarta-Subang yang berlokasi di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, mengalami aksi premanisme oleh beberapa orang.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah 27 Maret 2024 untuk Wilayah Jabar: Subang, Cirebon dan Kuningan

Pengerjaan jembatan penghubung Purwakarta-Subang itu dikerjakan dengan menggunakan dana pribadi Dedi Mulyadi.

Perbaikan jembatan itu sempat terhambat karena adanya aksi premanisme yang meneror pekerja dan warga setempat.

Dua preman yang berbuat onar pada pekerja Jembatan Cihambulu di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Purwakarta masih belum menyerahkan diri. Diduga pelaku melarikan diri ke luar kota usai aksinya viral.

Saat ini baru satu preman, yakni Arifin alias Ipin yang telah bertemu dan meminta maaf langsung kepada Dedi Mulyadi.

Ipin yang berbuat pemalakan dan pemukulan tetap menjalani proses hukum dan menjalani pemeriksaan di Polres Purwakarta.

Baca Juga:Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Badan Geologi: Ada Potensi Erupsi Freatik

Sementara dua lainnya yakni Ebit dan Erik yang melakukan pemalakan, pengancaman hingga pembacokan terhadap pekerja hingga kini belum diketahui keberadaannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak