Meriah! EIGER Gelar Nobar Film di Desa Mayangan yang Hampir Tenggelam

Ini adalah dokumenter perjuangan warga Pantura menyelamatkan desa dari abrasi.

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Kamis, 17 Oktober 2024 | 12:54 WIB
Meriah! EIGER Gelar Nobar Film di Desa Mayangan yang Hampir Tenggelam
Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang yang berhasil selamat dari abrasi. (Dok: Eiger)

SuaraJabar.id - Namanya Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang. Desa ini memiliki destinasi wisata yang terkenal, Pantai Pondok Bali, pesisir Pantura dengan daya magnetnya tersendiri. Mayangan ramai tiap akhir pekan, menikmati pantai sembari memancing atau sekadar menyantap masakan laut di restoran-restoran mungil, yang telah lama jadi salah satu sumber ekonomi bagi warga Mayangan.

Namun siapa sangka, di balik daerah wisata pantai di Mayangan yang terkenal, ada cerita perjuangan warga desa ini, yang berjuang untuk selamatkan rumah satu-satunya yang mereka miliki. Selama berpuluh-puluh tahun terakhir, warga Mayangan merasakan betapa dahsyatnya dampak abrasi bagi tanah kelahiran mereka.

Dulu desa ini dikenal sebagai desa tambak dengan kekayaan laut hasil ikan dan udang yang melimpah. Namun sudah sejak 20 tahun terakhir, Mayangan berubah drastis menjadi desa yang nyaris tenggelam akibat rob berkepanjangan.

Kepala Desa Mayangan Darto mengatakan, desanya telah kehilangan lebih dari setengah luasan wilayah desa tenggelam dihantam abrasi. “Ratusan hektar lahan tambak dan lahan  warga, termasuk rumah dan beberapa bangunan lain, tenggelam karena abrasi dan banjir rob,” ungkap Darto.

Baca Juga:Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Badan Geologi: Ada Potensi Erupsi Freatik

Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang yang berhasil selamat dari abrasi. (Dok: Eiger)
Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang yang berhasil selamat dari abrasi. (Dok: Eiger)

Bahkan menurut Darto, Pulau Burung yang berada di sebelah barat Pantai Pondok Bali, dulunya pernah menjadi sebuah daratan yang menyatu. Namun kini, Pulau Burung terpisah sejauh lebih dari 1,5 kilometer dengan Pantai Pondok Bali. “Daratannya habis diterjang abrasi bertahun-tahun hingga hari ini,” cerita Darto.

EIGER Adventure, brand penyedia perlengkapan luar ruang asal Bandung, sudah beberapa kali mampir menyambung silaturahminya dengan warga Mayangan. Beberapa bulan lalu, EIGER singgah ke Mayangan, bahu-membahu bersama warga menanam 10.000 bibit mangrove demi menghalau abrasi.

“Insiatif menanam mangrove di Mayangan telah menjadi gerakan bersama, dengan tujuan melindungi desa dari abrasi yang semakin parah. Berkolaborasi dengan Yayasan Wanadri, warga Mayangan juga membentuk kelompok Siaga Pesisir Utara (Siput), gabungan anak-anak muda desa yang bertugas melakukan monitor penanaman dan perawatan mangrove. Hingga edukasi membibit dan menanam mangrove untuk semua warga desa,” ungkap Darto.

Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang yang berhasil selamat dari abrasi. (Dok: Eiger)
Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang yang berhasil selamat dari abrasi. (Dok: Eiger)

Sabtu (12/10) EIGER kembali singgah ke Mayangan, kali ini agendanya berbeda. EIGER mengajak ratusan warga Mayangan untuk hadir di acara nonton bareng (nobar) sebuah film dokumenter yang direkam EIGER secara khusus, menceritakan perjuangan warga Mayangan dalam menjaga desanya.

Mohammad Zakiy Zulkarnaen Brand Communication Strategist EIGER mengatakan, film dokumenter ini sengaja dibuat oleh EIGER untuk warga Mayangan. Merekam setiap upaya warga Mayangan dalam menanam, merawat dan menjaga hutan mangrove agar desa mereka tidak hilang dihantam abrasi.

Baca Juga:Warga Cirebon, Subang dan Sekitar Ini Jadwal Buka Puasa Hari Ini untuk Wilayah Priangan Timur

“Kami beri judul film ini Matra Pantura. Dibuat oleh EIGER sebagai apresiasi sekaligus menunjukan perjuangan warga Mayangan dalam melestarikan mangrove. Kami akan membawa film ini ke beberapa festival film, juga akan melakukan agenda nonton bareng di berbagai kota lain. Harapannya jadi pemicu diskusi soal kompleksitas masalah di Pesisir Pantura dan menemukan solusinya,” ungkap Zakiy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak