SuaraJabar.id - Di tengah duka yang menyelimuti Kabupaten Garut pasca-kericuhan Pesta Rakyat, terselip sebuah kisah pilu yang menyentuh.
Seorang bapak paruh baya, salah satu korban dari tragedi di Pendopo Garut, kini terbaring sendirian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut.
Tanpa identitas, tanpa seorang pun keluarga yang datang menjenguk.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut kini tengah berupaya keras untuk menemukan titik terang mengenai asal-usul pasien misterius ini, yang menjadi korban terakhir yang masih dirawat intensif akibat insiden yang menewaskan tiga orang tersebut.
Baca Juga:Pesta Anak Dedi Mulyadi Berujung Maut, Polda Jabar Ambil Alih Kasus Periksa WO dan Satpol PP
Kepala Dinkes Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menjelaskan bahwa dari puluhan korban yang dilarikan ke rumah sakit, hanya pasien ini yang belum teridentifikasi. Upaya untuk mencari keluarganya terus dilakukan.
"Jadi, ini lagi dicari keluarganya," kata Leli Yuliani kepada wartawan di Garut, dilansir dari Antara, Selasa 22 Juli 2025.
Kondisi pasien laki-laki paruh baya ini cukup serius. Ia mengalami sesak napas akibat berdesak-desakan di gerbang Pendopo, yang diperparah oleh penyakit penyerta jantung dan paru-paru yang dideritanya.
Saat ditanya mengenai asalnya, jawabannya justru menambah misteri. Ia mengaku bukan warga Garut.
"Kalau itu warga Sumedang (Kabupaten di Jawa Barat), atau mana ya," kata Leli menirukan kebingungan saat mencoba menggali informasi dari sang pasien.
Baca Juga:Tragedi Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Nyatakan Siap Diperiksa Polisi
Hal ini cukup masuk akal, mengingat acara tersebut menarik massa dari berbagai daerah.
Insiden memilukan ini terjadi pada Jumat (18/7), saat acara bagi-bagi makanan dalam rangkaian Pesta Rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut berubah menjadi kekacauan.
Dinkes Garut mencatat total ada 30 orang yang menjadi korban dalam kericuhan tersebut. "Namun yang dibawa ke RSUD dr Slamet Garut untuk mendapatkan penanganan medis, kata dia, ada 20 orang yang sebagian sudah dipulangkan," jelas Leli.
Sayangnya, insiden ini tidak hanya menyebabkan luka-luka. Tiga nyawa melayang dalam tragedi tersebut, terdiri dari dua warga sipil dan satu anggota Polres Garut yang bertugas melakukan pengamanan.
Meski identitas dan asal-usul pasien terakhir ini masih menjadi misteri, Pemerintah Kabupaten Garut menunjukkan tanggung jawab penuh.
Leli Yuliani menegaskan bahwa seluruh biaya perawatan medis selama di RSUD dr. Slamet Garut akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
"Ditanggung, ditanggung biayanya," tegas Leli.