SuaraJabar.id - Di tengah hiruk pikuk pameran kebencanaan skala internasional "Emergency Disaster, Reduction & Rescue Expo" di JIExpo Kemayoran, sebuah stan sederhana memancarkan kisah luar biasa.
Di sanalah Baihaki, seorang petani aren dari Cisolok, Sukabumi, berdiri tegar. Ia bukan sekadar pedagang, ia adalah penyintas, saksi hidup, dan pembawa pesan harapan dari tanah yang pernah luluh lantak oleh bencana pergerakan tanah pada Desember 2024 lalu.
Kehadirannya di Jakarta bukan sekadar untuk menjual gula aren. Baihaki, bersama rekan-rekannya, membawa sebuah narasi kuat pohon aren, yang selama ini menjadi urat nadi ekonomi mereka, ternyata adalah pahlawan senyap yang melindungi desa mereka dari amukan alam.
Bagi Baihaki, atau yang akrab disapa Ubay, ingatan akan bencana pergerakan tanah masih membekas. Rumah, lahan, dan kebun porak-poranda. Namun, di tengah keputusasaan, mereka menemukan kekuatan pada pohon-pohon aren yang tetap kokoh berdiri.
Baca Juga:Libur Lebaran Tinggalkan Sampah, Pantai Karanghawu Bersih Kembali Karena Semangat Gotong Royong
"Di sisi lain, pohon aren menjadi bukti nyata mampu menjadi penolong bagi lingkungan, karena itu penting sekali untuk terus memperbanyak penanaman pohon aren, yang selama ini mungkin hanya dianggap memiliki nilai ekonomi semata," ujar Ubay belum lama ini.
Baginya, bisa membawa cerita ini ke panggung internasional adalah sebuah kebanggaan. Ia berharap, secangkir kopi dengan pemanis gula aren yang dinikmati orang di kota bisa mengingatkan mereka akan pentingnya pohon ini bagi kelestarian alam dan kehidupan para petani.
Apa yang dialami warga Cisolok membuka mata banyak pihak. Pohon aren (Arenga pinnata) bukan lagi sekadar komoditas. Sistem perakarannya yang kuat dan dalam terbukti efektif menahan laju erosi dan pergerakan tanah, menjadikannya benteng alami di daerah perbukitan yang rawan bencana.
![Perwakilan petani aren, yang juga penyintas bencana pergerakan tanah pada Desember 2024, di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat hadir berpartisipasi pada "Emergency Disaster, Reduction & Rescue Expo" di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/19/61758-emergency-disaster-reduction-rescue-expo.jpg)
Fakta inilah yang mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memulihkan Cisolok. Camat Cisolok, Jenal Abidin, mengungkapkan bahwa pameran ini adalah bagian dari strategi membangkitkan kembali ekonomi para penyintas.
"Salah satunya, kami mengandeng PT MAI yang selama ini telah berperan aktif mendukung petani aren untuk terus meningkatkan produksi karena pohon aren menjadi bagian penting dalam menjaga lingkungan," kata Jenal.
Program pemulihan tidak hanya fokus pada pembangunan kembali rumah, tetapi juga pada rehabilitasi lahan dengan penanaman pohon aren secara masif. Ini adalah investasi jangka panjang untuk mitigasi bencana sekaligus penguatan ekonomi warga.
Kisah kebangkitan Cisolok tak lepas dari peran swasta yang melihat potensi lebih dari sekadar bisnis. Iis Letty Jumiati, Direktur PT MAI yang telah puluhan tahun membina petani aren di Sukabumi dan Garut, melihat ini sebagai misi sosial dan lingkungan.
"Pohon aren tentunya sudah sangat umum diketahui memiliki manfaat yang luar biasa, menjaga lanskap alam dari kerusakan," kata Letty.
Ia menambahkan, fakta lainnya, olahan dari Nira pohon aren, berupa gula bubuk dan gula cair juga kini sangat digandrungi pasar dalam maupun luar negeri sehingga membuktikan semakin pentingnya menjaga dan membudidayakan pohon asli Indonesia ini.
PT MAI membantu petani tidak hanya dalam produksi, tetapi juga dalam inovasi. Di pameran EDRR, mereka membawa produk gula aren dalam bentuk bubuk, cair, hingga inovasi baru berupa gula aren tablet yang lebih praktis. Ini adalah bukti bahwa produk tradisional bisa "naik kelas" dan bersaing di pasar modern.
Kini, gula aren bukan lagi sekadar pemanis biasa. Ia telah menjadi simbol gaya hidup sehat, pengganti gula pasir yang lebih aman bagi kadar gula darah dan kaya antioksidan.