"Penyebab meningkatnya risiko diabetes bukan semata dari stevia, melainkan pola makan berlebih. Pemanis buatan atau pemanis alami biasanya tidak memberikan sensasi manis utuh seperti gula. Akibatnya, orang cenderung mencari makanan tambahan lain, sehingga asupan kalori berlebih yang memicu obesitas dan berujung diabetes," terangnya.
Klaim Kanker Terlalu Dini
Terkait isu stevia menyebabkan kanker, Prof. Nuri menilai klaim tersebut terlalu dini.
"Hubungan antara pemanis buatan dengan kanker masih sebatas hipotesis. Belum ada bukti ilmiah yang kuat dan diakui secara internasional yang menyatakan pemanis buatan, apalagi pemanis alami seperti stevia, menyebabkan kanker," tegasnya.
Baca Juga:Simak! Dear Pelaku UMKM Bandung, Influencer Putri Risma Bagikan Tips Agar Konten Kamu Bisa FYP
Pentingnya Batas Aman Konsumsi (ADI)
Prof. Nuri lebih lanjut menjelaskan bahwa konsumsi pemanis diatur secara ketat melalui batas aman harian atau Acceptable Daily Intake (ADI).
"ADI adalah jumlah maksimum yang bisa dikonsumsi setiap hari sepanjang hayat tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Angka ini ditetapkan oleh para ahli melalui Codex dan diadopsi oleh BPOM," paparnya.
Meskipun demikian, aturan ADI ini berlaku untuk masyarakat umum yang sehat. "Untuk kelompok sensitif atau dengan kondisi kesehatan khusus, sebaiknya menghindari bahan tambahan pangan, termasuk pemanis," tambahnya.
Baca Juga:Influencer Malaysia Minta Maaf, Akui Lagu Helo Kuala Lumpur Menjiplak Halo Halo Bandung