20 Rumah di Perumahan Taman Anggrek Plumbon Rusak Parah Akibat Banjir Bandang, Warga Minta Solusi

Banjir bandang di Cirebon rusak parah 40 rumah di Taman Anggrek Plumbon. Warga salahkan developer, tuntut solusi & serah terima aset.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:39 WIB
20 Rumah di Perumahan Taman Anggrek Plumbon Rusak Parah Akibat Banjir Bandang, Warga Minta Solusi
Tangkapan layar video warga mencari puing-puing reruntuhan rumahnya di Perumahan Taman Anggrek Plumbon, Cirebon. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Banjir bandang melanda Desa Kebarepan, Cirebon pada 23 Desember 2025, menyebabkan kerusakan signifikan pada perumahan.
  • Sebanyak 40 rumah di Perumahan Taman Anggrek Plumbon rusak, dengan 20 unit mengalami kerusakan berat dan beberapa ambruk.
  • Warga mendesak developer dan pemerintah daerah segera memberikan solusi penanganan dan revitalisasi pasca-bencana.

SuaraJabar.id - Banjir bandang yang menerjang Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon pada Selasa, 23 Desember 2025 lalu, menyisakan duka mendalam bagi warga Perumahan Taman Anggrek Plumbon.

Setelah satu minggu pasca-kejadian, data kerusakan menunjukkan puluhan rumah mengalami kerusakan serius, bahkan beberapa di antaranya ambruk.

Warga berharap adanya solusi konkret dari berbagai pihak terkait termasuk developer PT. Puri Mega Sarana Land Cirebon.

Menurut data yang dihimpun, sebanyak 40 unit rumah di RT. 002 / RW. 009 Perumahan Taman Anggrek Plumbon terdampak musibah ini.

Baca Juga:Tega Sunat Dana Pelajar, Kasus Korupsi PIP SMAN 7 Cirebon Resmi ke Meja Hijau

"Dari jumlah tersebut, 20 unit mengalami rusak ringan, sementara 20 unit lainnya rusak berat. Kerusakan berat meliputi tembok belakang dan tembok depan rumah yang jebol, bahkan ada beberapa rumah yang ambruk," ujar Dulani, Ketua RT. 002 Desa Kebarepan, saat ditemui Suara.com pada Selasa (30/12/2025).

Dulani menambahkan bahwa kondisi ini sangat memprihatinkan dan membuat warganya kehilangan tempat tinggal serta harta benda.

"Banyak warga yang terpaksa mengungsi ke tempat saudara atau posko darurat karena rumah mereka tidak bisa dihuni lagi," keluhnya.

Senada dengan Dulani, Irman Syafei, Ketua RW. 009, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kualitas bangunan dan minimnya perawatan dari pihak developer.

"Kami menduga, kualitas bangunan yang buruk menjadi salah satu penyebab utama tingginya tingkat kerusakan. Selain itu, perawatan infrastruktur perumahan yang diabaikan oleh developer juga memperparah kondisi saat banjir datang," tegas Irman.

Baca Juga:50 UMKM Cirebon Tingkatkan Daya Saing, Ikut Pelatihan Keamanan Pangan Bersertifikat BNSP

Irman juga menyoroti masalah belum adanya pemindahan aset perumahan dari pihak developer ke pemerintah desa atau pemerintah daerah.

"Ini menjadi kendala besar dalam penanganan pasca-bencana. Seharusnya, aset-aset perumahan sudah diserahkan agar pemerintah desa atau daerah bisa langsung turun tangan melakukan perbaikan dan revitalisasi," jelasnya.

Masyarakat Perumahan Taman Anggrek Plumbon kini menanti uluran tangan dan solusi nyata dari pemerintah serta pihak developer agar mereka bisa bangkit kembali dari keterpurukan akibat bencana banjir bandang ini.

"Kami sangat membutuhkan bantuan untuk revitalisasi dan rehab rumah-rumah yang rusak. Warga kami butuh kepastian kapan mereka bisa kembali menempati rumah mereka dengan aman," ujar Dulani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak