SuaraJabar.id - Wali Kota Depok Mohammad Idris menyurati Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) soal penayangan film berjudul 'Kucumbu Tubuh Indahku' di bioskop yang berada di Kota Depok, Jawa Barat.
Surat yang diberikan merupakan bentuk keberatan kepada KPI untuk menayangkan di bioskop di Depok.
"Tayangan dalam film tersebut memiliki konten negatif dan dapat mempengaruhi generasi muda," kata Idris dalam keteranganya, Kamis (25/4/2019).
Kepala Dinas Komunikasi Kota Depok Sidik Mulyono membenarkan adanya surat keberatan tersebut. Ia menjelaskan imbauan yang tertuang dalam surat itu, jelas Sidik, dalam rangka menjaga dan memelihara masyarakat dari dampak yang ditimbulkan oleh perilaku penyimpangan seksual di Kota Depok.
"Untuk itu Pemerintah Kota Depok mengajukan keberatan terhadap penayangan film 'Kucumbu Tubuh Indahku', khususnya di wilayah Pemerintah Daerah Kota Depok serta kiranya dapat menghentikan penayangan film tersebut,” katanya.
Sidik menambahkan, ada tiga alasan utama, Pemerintah Kota Depok melarang tayangan film tersebut. Pertama, berdampak keresahan di masyrakat karena adengan penyimpangan seksual yang ditayangkan di film tersebut.
Hal itu dapat mempengaruhi cara pandang atau perilaku masyrakat terutama generasi muda untuk mengikuti bahkan membenarkan perilaku penyimpang seksual. Kedua, bertentangan dengan nilai-nilai agama.
"Yang terakhir yaitu ketiga dapat menggiring opini masyrakat terutama genrasi muda sehingga menganggap perilaku penyimpangan seksual merupakan perbuatan yang biasa dan dapat diterima," ungkapnya.
Untuk diketahui, film 'Kucumbu Tubuh Indahku' tersebut disutradarai Garin Nugroho dan dirilis sejak 18 April 2019. Film tersebut mengisahkan kisah seorang penari lengger lanang bernama Juno. Lengger lannag sendiri merupakan jenis tarian perempuan yang dibawakan penari laki - laki di sebuah desa di Jawa.
Baca Juga: Angkat Tema Maskulin-Feminin, Kucumbu Tubuh Indahku Diyakini Tak Diboikot
Kehidupan penokohan Juno kecil digambarkan dalam kehidupan peleburan tubuh maskulin dan feminin yang terbentuk alami oleh kehidupan desa dan keluarganya, namun perjalanan hidupnya selanjutnya adalah perjalanan kehidupan penuh trauma kekerasan tubuh.
Kontributor : Supriyadi
Berita Terkait
-
Angkat Tema Maskulin-Feminin, Kucumbu Tubuh Indahku Diyakini Tak Diboikot
-
Jadi Petinju, Randy Pangalila Berbeda di Film Kucumbu Tubuh Indahku
-
Garin Nugroho Angkat Tema Maskulin-Feminin di Film Kucumbu Tubuh Indahku
-
Puluhan Rumah dan Kantor Kecamatan Cilodong Rusak Akibat Angin Kencang
-
Pemkot Depok Akui Sulit Tertibkan Penggunaan Air Tanah
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027