SuaraJabar.id - Ibnu Pratomo, 42 tahun, tampak rikuh saat menyodorkan kedua tangannya untuk bersalaman dengan Suara.com di workshop Pijar Komunitas Menempa Indonesia, Jalan Kudus, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/9/2019). Kedua telapak tangannya tampak kehitaman lantaran aktivitasnya sebagai pandai besi.
"Aduh punten, ini kotor tangannya. Biasa, habis beres-beres," begitu kata Ibnu saat ditemui Suara.com di workshopnya.
Ibnu merupakan penggagas Pijar Komunitas Menempa Indonesia. Bagi seorang pandai besi, tangan belumur noda kehitaman menjadi niscaya. Bahkan, saat dia masih sering aktif di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Ibnu dan koleganya yang sama-sama memiliki ketertarikan terhadap menempa logam dijuluki 'Kelompok Tangan Hitam'.
Ketertarikan Ibnu bergelut di bidang penempaan logam berawal saat dia masih aktif sebagai mahasiswa program sarjana Seni Rupa FSRD, ITB, pada akhir 90-an. Melahap bangku perkuliahan seni rupa, tidak sejalan dengan minat Ibnu yang kala itu justru tertarik untuk membuat sebilah pisau.
Namun, kata dia, jalan hidup memang terkadang mengejutkan. Bergumul dengan paron, martir dan tungku pembakaran menjadi kegiatan sehari-hari Ibnu. Entakan keras martir yang menempa sebilah logam di punggung paron menjadi menu wajib baginya.
Perjuangan Ibnu memilih berkarya di bidang penempaan logam tentu bukan perkara mudah. Apalagi, pandai besi memang jauh dari populer. Berbekal otodidak, Ibnu mengawali proses penempaan dengan alat alakadarnya. Dia membuat tungku api sendiri dengan cara menggali tanah.
"Ya awalnya tahun 99-an kan saya otodidak, bikin tungku menggali tanah sendiri, blowernya dikasih pipa, palu dan capit punya satu," terangnya.
Menurutnya, kemauan menjadi peranti utama dalam memuluskan impiannya menjadi seorang pande yang terus ditempa dari waktu ke waktu.
Ibnu sempat ingin berpaling dari kegiatannya mengayunkan martil, tapi niatnya itu gagal. Ia bercerita, ketika rampung menyelesaikan studi sarjana di Seni Rupa ITB, ia berniat melanjutkan sekolahnya ke Jerman, guna memperdalam ilmu printmaking.
Baca Juga: Gudang Amunisi yang Meledak Ternyata Berbatasan Langsung Dengan Permukiman
Namun, dia tak jadi berangkat ke Jerman dan lebih memilih melanjutkan studi pasca sarjana di Seni Rupa ITB, setelah bertemu dengan guru besar ITB, Nang Primadi Tabrani. Kala itu, Ibnu yang sedang demam dengan penempaan tersulut oleh pembicaraan Primadi tentang sejarah Nusantara.
Ibnu mengutarakan ketertarikannya terkait kebudayaan Nusantara kepada Primadi. Kemudian Primadi menyarankan agar Ibnu melanjutkan ketertarikannya itu dengan memperdalam pengetahuannya tentang pusaka Keris yang memang dekat dengan hobi Ibnu.
"Kamu teliti tentang keris itu luar biasa sekali," kata Ibnu menirukan titah Primadi.
"Sekarang, saya bersyukur gak jadi berangkat ke Jerman karena saya bisa lebih mengenal budaya kita yang adiluhung," tambahnya.
Tekad Ibnu pun semakin menebal setelah meneruskan studi pasca sarjana Seni Rupa ITB. Walhasil, dia pun, mengambil tugas akhir tentang representasi nilai kridha dalam proses meditasi seorang Empu pada pembuatan keris. Dia melakukan penelitian tugas akhir sekaligus berguru langsung kepada Empu Basuki Teguh Yuwono.
Setelahnya, Ibnu semakin menguasai banyak tentang sedikit ilmu mengolah logam. Tidak hanya itu, Ibnu pun cukup paham terkait filosofi pusaka yang dimiliki bangsa Indonesia seperti keris juga kujang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Ambisi Besar Cianjur 2025: Targetkan 30 Persen Turis Bule Hingga Janji Ramzi Bereskan 'Jalur Neraka'
-
5 Fakta Skandal Rp2,1 M di Garut: Dari Ultimatum DPRD Hingga Daftar 13 Kecamatan Wajib Setor Uang
-
Terjerat Temuan BPK, Ini Daftar 13 Kecamatan di Garut yang Wajib Kembalikan Uang Negara Rp2,1 M
-
Siapa Bertanggung Jawab? BPK Temukan Rp2,1 M Harus Kembali ke Kas Negara dari 13 Kecamatan Garut
-
5 Fakta Penting Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Subang, Puluhan Jadwal Kacau