SuaraJabar.id - Kasus pemberian obat kedaluwarsa oleh pihak Puskesmas kepada pasien sudah dua kali terjadi di Kota Depok, Jawa Barat. Peristiwa ini membuat Wakil Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo prihatin.
Hendrik menilai bahwa kejadian tersebut merupakan tindakan malapraktik.
“Yang memberikan obat kedaluawarsa adalah orang-orang puskesmas yang paham tentang kesehatan termasuk obat-obatnya. Maka ketika itu diberikan kepada pasien dan dikonsumsi dan menimbulkan efek yang nggak bagus bagi kesehatan, saya tegaskan itu adalah malapraktik," ujar Hendrik di gedung DPRD Depok, Kamis (03/10/2019).
Menurut dia, ketika ada obat-obatan kedaluwarsa yang beredar di puskesmas-puskesmas, ini merupakan keteledoran yang luar biasa. Dan dari temuan ini sudah terjadi kesalahan SOP dari pihak puskesmas.
“Kan ada SOP memberi obat kepada pasien. Ini pasti nggak dijalankan," katanya.
Hendrik meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok agar menarik seluruh obat yang beredar di puskesmas. Untuk selanjutnya diperiksa guna memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi.
“Dinkes Depok harus turun, tarik semua obat dari puskesmas dan berikan yang baru. Siapa tahu obat-obat kedaluwarsa masih ada beredar, ini bahaya, nggak main-main," katanya.
Dia berharap, warga yang sudah terlanjur menerima dan mengkonsumsi obat kedaluarsa ini segera pulih.
Seperti diketahui, pada 11 September 2019 ada temuan seorang korban bernama Nur Istiqomah (50) warga Villa Pertiwi, Kecamatan Cilodong, Kota Depok mendapat obat kedaluwarsa dari Puskesmas Cilodong.
Baca Juga: Perawat RSUD Cianjur Keracunan Massal Usai Minum Susu Kedaluwarsa
Kemudian kasus obat kedaluwarsa lainnnya, terjadi di Puskesmas Kecamatan Beji, Kota Depok pada 7 September 2019.
Puskesmas Beji memberikan obat dan salep dewasa kedaluwarsa kepada pasien bayi berinisial MI, anak dari ibu Nining, warga Kelurahan Beji, RT08/RW13.
Untungnya, Nining belum sempat memberikan obat sirup kedaluwarsa itu kepada anaknya karena masih menghabiskan obat sebelumnya. Sehingga dia masih ada kesempatan untuk memeriksa ulang kadaluarsa obat tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengakui jika sebelumnya pengawasan obat-obatan kurang intensif di puskesmas-puskesmas. Namun pasca-kejadian tersebut, pihaknya lalu mengintensifkan pengawasan.
“Setelah kejadian di Villa Pertiwi kita lebih intensifkan pengawasan obat di puskesmas. Setiap bulan kita lakukan pemeriksaan obat-obat kadaluarsa untuk disingkirkan,” kata Novarita.
Lalu, terkait salah pemberian salep dewasa kepada bayi di Puskesmas Beji tersebut, Nova mengatakan dirinya telah berkonsultasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Berita Terkait
-
Kecelakaan Maut di Jalan Raya Parung, 2 Orang Tewas dan 4 Luka
-
Jasad Bayi dalam Kresek Hitam di Kandang Bebek Gegerkan Warga Jatijajar
-
Anggaran Pilkada Depok 2020, KPU dan Bawaslu Dapat Anggaran Rp 75 Miliar
-
Mobilio Ringsek Ditabrak KRL di Depok: Suami Istri Tewas, Dua Luka Parah
-
Napak Tilas di Ciliwung, Pelajar Depok Ramai-ramai Bersihkan Sungai Purba
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Bogor Ikut Berguncang Hebat! Rangkaian Gempa Dini Hari Terasa Jauh Hingga Pelabuhan Ratu
-
Waspada! Rentetan Gempa Beruntun Guncang Sukabumi dan Bogor Dini Hari Hingga Sore Tadi
-
Dedi Mulyadi Gagas Revolusi Perumahan: Rumah Subsidi Bukan untuk Elite, Keadilan Sosial Harga Mati
-
Ayam Pelung Cianjur Mendunia, Ini Alasannya!
-
ATTB Desak Pemerintah Pusat Bangun Jalan Khusus Truk Tambang Legok-Parung Panjang