SuaraJabar.id - Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin membentuk program 'Save Puncak' sebagai bentuk penanganan lalu lintas di kawasan Puncak Kabupaten Bogor yang kerap dipadati hingga 19.000 kendaraan ketika akhir pekan.
"Saya bersama Kepala BPTJ, Kapolres Bogor, dan tokoh masyarakat setempat bertemu dan sepakat untuk melakukan program-program penyelesaian yang diberi nama Save Puncak," ujar Ade, dilansir Antara di Bogor, Minggu (6/10).
Menurutnya, program tersebut terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu penanganan jangka pendek, panjang, dan menengah. Penanganan jangka pendek yaitu memberlakukan sistem 2-1 sebagai pengganti sistem buka-tutup yang sudah digunakan sejak 32 tahun lalu.
"Sistem 2-1 adalah pemberlakuan dua lajur untuk arah Gadog menuju Taman Safari dan satu lajur menuju Gadog. Itu diberlakukan bergantian di kedua arah. Sehingga arus kendaraan naik dan turun terus berlaku sepanjang weekend," papar Ade Yasin.
Sedangkan penanganan jangka menengah, menurut bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor ini akan ada jalur alternatif menuju Kawasan Puncak dari pintu keluar Tol Sentul. Kemudian, penanganan jangka panjang berupa berupa pemberlakuan moda transportasi massal ke kawasan Puncak berupa kereta ringan atau light rail transit (LRT).
Di samping itu, ia membeberkan penyebab kemacetan yang kerap terjadi di Kawasan Puncak. Salah satunya, antara kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas tidak sebanding.
Jalur Puncak memilik panjang sekitar 22,7 kilometer dan lebar rata-rata 7 meter. Menurut Ade Yasin, dengan asumsi panjang kendaraan 5 meter, maka Jalur Puncak maksimalnya diisi 8.800 unit kendaraan, dengan kondisi dua lapis lajur.
"Tapi pada kenyataannya di masa liburan, volume kendaraan mobil mencapai 15.000 sampai 19.000 unit di Jalur Puncak," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan bahwa rekayasa lalu lintas baru berupa sistem 2-1 itu akan mulai diuji cobakan pada Minggu tanggal 27 Oktober 2019.
Baca Juga: Polisi Tendang Ojol di Jalur Steril Jokowi, Kapolresta Bogor Minta Maaf
"Sistem ini akan uji coba 27 Oktober 2019 dan diharapkan dapat menjadi opsi, selain sistem buka tutup yang sudah diterapkan puluhan tahun hingga saat ini," ujar Bambang.
Berita Terkait
-
Polisi yang Tendang Ojol Saat Pengamanan Jokowi Akhirnya Dimutasi
-
Polisi Tendang Ojol di Jalur Steril Jokowi, Kapolresta Bogor Minta Maaf
-
Klarifikasi Kapolres Bogor soal Driver Ojol Ditendang Polisi
-
Polisi yang Tendang Ojol di Jalur Presiden Jokowi Diperiksa Propam
-
Diuju Coba 27 Oktober, Begini Sistem Kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak Bogor
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Pengiriman 1.000 Relawan ke Provinsi Terdampak
-
BRI dan Danantara Terjunkan Relawan Tanggap Bencana BRI ke Sumatera
-
5 Spot Wisata Hits untuk Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025 di Cianjur
-
Dulu Meresahkan, Kini Joki Puncak Bogor Direkrut Polisi Jadi Pasukan Khusus Libur Nataru
-
Dedi Mulyadi Setop Izin Perumahan, Rudy Susmanto: Tak Bisa Serta-merta Dilakukan