Pembelajaran yang diberlakukan di SLB tipe C tersebut pun disetarakan dengan siswa yang baru menginjak Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Walaupun, saat ini baru satu siswa yang menginjak bangku SMK.
Satu orang tua siswa yang anaknya duduk di bangku SMK SLB tersebut, Reni Feriyana (40) mengakui persoalan yang akan dihadapi anak berkebutuhan khusus tersebut pada nantinya akan sulit untuk mencari pekerjaan.
Ibu dari Tarian Putri (17) masih memiliki optimisme buah hatinya akan bisa anak normal lainnya dalam hal kemandirian. Meski hanya memiliki segenggam harapan anak berkebutuhan khusus seperti Tarian bisa mendapat kesempatan pekerjaan.
"Anak saya kalau sudah mandiri saja sudah senang saya, enggak muluk-muluk kok," kata Reni kepada Suara.com yang merasakan dari dekat suasana belajar mengajar di sekolah tersebut.
Baca Juga: Segenggam Harapan Anak Berkebutuhan Khusus
Reni mengemukakan sejak SMP, Tarian Putri, sudah menuntut ilmu di SLB tipe C Pariwisata Bundaku. Pun, ia berharap pemerintah juga bisa lebih peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, terutama saat para anak berkebutuhan khusus berada di usia remaja dan menjalani masa tua.
"Usia mereka kan terus bertambah, dan mereka akan menjalani masa tua sehingga kebutuhan ekonomi juga semakin besar, kalau bisa diperjuangkan ada tunjangan bagi mereka," ujarnya.
Harapan serupa juga diungkapkan Titi Suratri (50), orang tua Ridho Nafindra (14) yang kini duduk di bangku SMP sekolah tersebut. Dia memiliki harapan besar agar Pemkot Bekasi dapat membangun SLB di setiap wilayah.
Lantaran, saat ini Kota Bekasi, hanya mempunyai satu SLB Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Bekasi Timur. Keberadaan SLB Negeri, kata Titi, cukup dinanti bagi orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus karena bisa meringankan beban biaya sekolah.
"Kita kan juga ingin disamakan seperti sekolah negeri pada umumnya yang gratis, kalau sekarang hanya satu saja di Bekasi Timur. Minimal seharusnya setiap kecamatan ada SLB Negeri," tutur Titi.
Baca Juga: Atap SLB Bundaku di Bekasi Roboh, Siswa Terpaksa Belajar di Pos RW
Sejauh ini, Titi harus membayar SPP tiap bulan agar anak tercintanya bisa mengenyam sekolah setinggi-tingginya.
Berita Terkait
-
Viral Cabuli Anak Berkebutuhan Khusus, Kakek di Kemayoran Dicokok Polisi di Pos RW
-
Ulasan 'Meniti Secercah Harapan', Kisah Inspiratif Anak Berkebutuhan Khusus
-
Terharu! Anak Autis Hilang, Anjing Pelacak Ini Berhasil Menemukan Jalan Pulang
-
Revolusi Terapi Anak Berkebutuhan Khusus: dari Tidak Dapat Bergerak hingga Kini Bisa Berlari
-
Cerita Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus yang Divonis Seumur Hidup Kasus Vina Cirebon
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan