Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 07 Januari 2020 | 22:15 WIB
BPBD KBB memeriksa kondisi sungai sebagai salah satu upaya mencegah banjir bandang kembali terulang. [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat (BPBD KBB) mencatat akibat banjir bandang yang terjadi di wilayah tersebut beberapa waktu lalu, kerugian material ditaksir mencapai Rp 8 miliar.

Kerugian tersebut meliputi rusaknya infrastruktur jalan, tanggul penahan air, kendaraan, perabotan rumah tangga hingga ratusan rumah warga.

"Untuk penghitungan jumlah kerugian masih berjalan, namun diperkirakan mencapai sekitar Rp8 miliar," kata Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo seperti diberitakan Ayobandung.com-jaringan Suara.com di Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah pada Selasa (7/1/2020).

Duddy menyebut, banjir bandang yang terjadi di akhir tahun lalu itu membuat warga yang terdampak bencana mencapai 1.529 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 462 keluarga yang tersebar di dua kecamatan, yakni Padalarang dan Ngamprah.

Baca Juga: Sri Sultan Siap Kucurkan Dana Berapapun untuk Tangani Bencana di DIY

Sementara untuk total lokasi bencana di dua kecamatan tersebut mencapai 11 titik. Hingga saat ini, menurut data petugas di lapangan, penghitungan kerugian yang sudah hampir selesai berada di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, yakni kerugian akibat kerusakan bangunan dan rumah mencapai Rp 1,9 miliar.

Kerusakan tersebut meliputi, rumah 10 unit, warung sembako 10 unit, perabotan isi rumah di 77 keluarga dan satu industri rumah tangga. Sementara kerusakan infrastruktur tanggul dan TPT besaran kerugian Rp 150 juta.

"Pehitungan kerugian akibat bencana di Desa Cipeundeuy sudah hampir selesai. Sedangkan untuk penghitungan kerugian di Desa Margajaya dan Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, masih dihitung," ujarnya.

Duddy menyebut, banjir bandang yang terjadi di Desa Margajaya dan Desa Cipeundeuy, salah satu faktornya akibat tanggul Kali Cihaur jebol mencapai 150 meter dengan ketinggian sekitar satu meter, serta ambrol di beberapa titik berbeda.

Kekinian, pihaknya merespons intruksi bupati untuk membuat tanggul Kali Cihaur yang lebih kokoh dan berkoordinasi dengan Dinas PUPR KBB, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Baca Juga: Biang Kerok Bencana Lebak, Jokowi Perintahkan Tambang Emas Ilegal Disetop

"Supaya tidak terjadi banjir serupa salah satu opsinya membangun tanggul yang lebih kuat dan tingginya juga dinaikan dari sekarang 1 meter menjadi 2 meter," katanya.

Load More