Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Sabtu, 28 Maret 2020 | 22:49 WIB
Ilustrasi Lockdown. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengeluarkan kebijakan karantina wilayah atau local lockdown menyusulnya semakin meningkatnya kasus pasien yang terpapar virus Corona (Covid-19) di daerah tersebut.

Rencana kebijakan ini berdampak kepada seluruh warga Tasikmalaya yang saat ini berada di daerah lain. Seperti halnya Revi Nurmaola Salam (22), mahasiswi tingkat akhir pendidikan sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.

Revi mengungkapkan dirinya sudah sejak Desember 2019 belum kembali ke kampung halamannya di Indihiang, Tasikmalaya karena beberapa kegiatan organisasi di luar kampus yang konsen terhadap kekerasan perempuan.

Dengan hadirnya wabah Covid-19 yang semakin meningkat kasusnya, Revi mengaku orang tuanya khawatir. Ditambah kebijakan lockdown pemerintah Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: HT Bunuh Bayi Hasil Selingkuh Sama Tetangga, Mayatnya Dibiarkan di Lantai

"Tadi pagi ibu beberapa kali menelepon dan mendesak untuk pulang, bukan enggak mau pulang, aku takut berisiko ke orang rumah. Makanya aku memutuskan untuk karantina secara mandiri di Bandung dan ke Tasik setelah selesai karantina,” ujar Revi kepada Suara.com, Sabtu (28/3/2020) malam.

Mendengar kebijakan Pemkot Tasikmalaya yang akan melakukan lockdown dalam waktu dekat, Revi merasa khawatir karena orang tuanya masih beraktifitas sampai hari ini. Akan berdampak pada aktifitas ekonomi keluarga. Tapi kata Revi, Ia memprioritaskan kesehatan semuanya.

"Sekarang adalah bagaimana kami semua sehat. Aku sedih banget dan khawatir sebenarnya dengan keluarga aku. Terutama ayah yang masih kerja sampai hari ini. Kami buka warung kelontongan, tiap hari ayah ke pasar, dan di rumah ada anak kecil,” ujar Revi.

Meski demikian, disatu sisi Revi merasa kebijakan lockdwon memang sudah tepat dilakukan oleh Pemkot Tasikmalaya. Namun, Revi berharap Pemerintah juga bisa bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari kebijakan lockdown.

“Kebijakannya harus diterapkan menurutku, dengan beberapa catatan bgaimana pekerjaan upah harian, buruh-buruh pabrik, ataupun masyarakat yang sangat tergantung dengan kota Taasik. Kota Tasik luas banget dan menjadi pusat perekonomian bagi masyarakat sekitar Kota Tasik, Kab. Tasik, Ciamis, dan sekitarnya,” ungkap Revi.

Baca Juga: Sebar Hoaks Pasien Corona Meninggal, Polisi Lepas Lagi Pelakunya

Sampai saat ini, Revi mengungkapkan meski orang tuanya tidak begitu khawatir, tetapi Ia terus-terusan dihubungi, sehari ditelepon sampai 5 kali. Revi, semakin khawatir dan berencana untuk memutuskan akan pulang ke Tasikmalaya pada besok.

Load More