SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Bogor bersama empat kepala daerah lainnya di Jawa Barat sepakat untuk mengusulkan penutupan sementara operasional kereta api listrik atau KRL Commuter Line. Hal itu untuk mencegah resiko penyebaran virus corona.
"Kita rapat ada PT KCI, PT KAI Daops 1, Bupati Bogor, Wali Kota Bekasi, Wali Kota Depok diwakili Kadishub dan Bupati Bekasi diwakili Kadishub menyarankan yang ekstrimnya menutup operasi (KRL) 14 hari," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, usai rapat video conference bersama empat kepala daerah dengan PT KAI dan PT KCI di Posko Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat pada Senin (13/4/2020) malam.
Selain itu, para kepala daerah juga memberikan pilihan alternatif jika memang penutupan sulit dilakukan. Misalnya, pembatasan jam operasional yang lebih ketat lagi terutama saat jam sibuk.
"Ada alternatif jika tidak bisa ditutup penuh, operasional kereta hanya dilakukan bukan jam kerja. Contohnya jam operasional kereta hanya dari jam 11 sampai 2 siang saja. Agar tidak terjadi seperti tadi pagi (penumpukan penumpang di Stasiun Bogor) keluhan itu juga di stasiun lain. Permasalahannya ditidakmampuan kita semua melakuka social distancing di dalam transportasi kereta," bebernya.
Opsi tersebut keluar karena menilai para penumpang KRL Commuter Line memiliki resiko besar terpapar virus corona. Terlebih, dalam waktu dekat kelima wilayah ini akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
"Tujuannya untuk menyelamatkan jiwa manusia agar tidak terpapar dari covid-19, itu aja dulu. Kenapa harus ditutup? karena resikonya terlalu bebas, dengan pengendalian saat ini yang lemah kita tidak bisa menjamin bahwa pembatasan social distancing di dalam kereta bisa terwujud. Buktinya terjadi penumpukan-penumpukan penumpang," ucap Dedie.
Selain terkait KRL, dalam rapat koordinasi itu juga akan meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengevaluasi perkantoran yang masih memperkerjakan karyawannya. Sebab, masih banyak perusahaan di Jakarta tidak meliburkan karyawannya sehinhha mobilitas warga masih tinggi.
"Untuk memikirkan bagaimana sesungguhnya bidang-bidang apa saja yang masih beroperasional di Jakarta sehingga masih saja masyarakat atau mereka yang berangkat dari Bogor atau Bekasi mempunyai tujuan tertntu di Jakarta. Kalau ini bisa dipetakan atau ada langkah lebih tegas, mobilitas warga ke Jakarta bisa ditekan lebih maksimal lagi," ungkap Dedie.
Hasil rapat atau usulan itu akan segera direalisasikan ke dalam surat resmi untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak terkait agar dipertimbangkan.
Baca Juga: Tak Ada Lagi Jarak Aman, Penumpang KRL di Bekasi Masih Membludak
"Semua ini agar tujuan dari pada social distancing yang sudah memakan biasa besar ini tidak sia-sia. Kita bicaranya jaring pengaman sosial, distribusi bantuan agar cepat juga ingin kembali normal tapi disatu sisi kita produksi covid-19 dan bagaimana pelaksanaan PSBB ini efektif. Respon PT KAI menyatakan kesanggupannya, jadi tidak menutup kemungkinan (penutupan). Besok Insya allah suratnya dikonsepsi, kita sudah sepakat kolektif saja ditandatangani kemudian disampaikan," imbuhnya.
Kontributor : Zian Alfath
Berita Terkait
-
Tak Ada Lagi Jarak Aman, Penumpang KRL di Bekasi Masih Membludak
-
Penumpang KRL di Stasiun Cilebut Masih Mengular Pagi Ini
-
Jakarta Masih Ramai Pekerja, Anies Ancam Cabut Izin Perusahaan Langgar PSBB
-
Semua Perusahaan di Bekasi Diminta Stop Beroperasi saat PSBB
-
Makin Dibatasi, Ini Aturan Pemudik yang Mau Masuk DIY
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!
-
Dedi Mulyadi ke Kepala Daerah: Urus Sampah-Jalan Rusak Dulu, Jangan Mimpi ke Luar Negeri