SuaraJabar.id - Soal penyaluran bantuan sosial (bansos) di masa pandemi COVID-19 di Kota Bekasi dikeluhkan banyak warganya. Ragam persoalan membayangi, mulai dari sosialisasi yang minim hingga ketidaksinkronan data di lapangan.
Tak sedikit publik menuding bansos dari Pemkot Bekasi salah sasaran. Mereka yang dikirimi paket kebutuhan pokok alias sembako malah termasuk golongan "berduit". Sementara yang seharusnya menerima manfaat, terpaksa gigit jari.
Kegeraman warga tidak cuma langsung menyasar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, namun juga terhadap para Ketua RW sebagai pejabat lapis bawah yang melakukan pendataan.
Namun, kisah Ketua RW 14 Kelurahan Bekasi Jaya yang bernama Muhammad Tahrir ini mungkin bisa membuka tabir persoalan sebenarnya. Dari cerita Tahrir kita tahu bahwa ada juga Ketua RW yang benar-benar bekerja keras memperjuangkan hak warganya.
“Saya terpaksa tidak tidur hanya untuk input data secara online,” kata Tahrir kepada Ayobekasi.net--jaringan Suara.com, Rabu (29/4/2020).
Dia menceritakan kendala yang dialaminya terkait sistem input data secara online di aplikasi Sapa Warga milik Pemprov Jawa Barat. Seperti diketahui, bansos untuk warga Kota Bekasi tak hanya berasal dari Pemkot Bekasi, tapi juga pemerintah pusat dan Pemprov Jabar seperti di daerah-daerah lain.
“Masuk server aplikasi itu berebutan. Harus tengah malam dan dini hari,” ujarnya.
Hampir setiap hari dia mencoba memasukkan data warga ke aplikasi meski tidak selalu berhasil. Satu hal yang menyemangatinya adalah rasa tanggung jawab terhadap amanat, terhadap warga yang memang layak mendapat bantuan. “Dua malam didapat 14 KK tambahan yang berhasil diinput. Alhamdulillah, pas bisa masuk server, senangnya,” tutur Tahrir.
Ia yaki kendala serupa juga dialami para Ketua RW di wilayah lain. Apalagi, tidak semua Ketua RW mengerti cara menggunakan aplikasi online lantaran faktor usia.
Baca Juga: Kenangan Rommy di Rutan KPK: Pimpin Salat Tarawih Tahanan Korupsi
“Harus dengan kesabaran untuk bisa masuk (server). Kita sadar kemampuan server Pemkot maupun Pemprov, tapi kita usahakan terus sampai pendaftaran dinyatakan ditutup,” ujar Tahrir.
Pengalaman serupa dialami Ketua RW di Kelurahan Duren Jaya, Hardi. Dia sempat beradu argumen dengan pihak kelurahan karena ada warganya yang tidak terdaftar sebagai penerima bansos. Padahal, warga itu sudah memenuhi syarat sebagai penerima.
“Padahal sudah ada datanya di saya, tapi kenapa pas divalidasi namanya enggak keluar. Warganya benar-benar enggak mampu, butuh bansos,” katanya.
Hardi rela bolak balik hanya demi memperjuangkan hak warga, sesuai dengan arahan Wali Kota dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Tantangan paling besar memang pada pendataan kelompok pendatang yang tidak ber-KTP Kota Bekasi. Sebab, validasi data umumnya disesuaikan dengan KTP dan Kartu Keluarga.
“Warga saya yang layak terima bantuan bisa dibilang 30 persen-nya pendatang. Belum lagi banyak yang gaptek, enggak tahu caranya daftar online, enggak punya kuota, ya harus saya yang bantu isi datanya,” ujar Hardi.
Meski lelah dan ‘babak belur’ sampai diprotes warga, dia mengaku ikhlas. Perannya sebagai Ketua RW sangat dibutuhkan saat ini untuk memperjuangkan hak warga yang tidak mampu secara ekonomi, walau sebatas bansos sembako.
“Prinsip kemanusiaan yang selalu saya utamakan. Dikomplain sudah biasalah, namanya urusan perut. Saya cuma yakinkan ke mereka kalau saya serius ingin membantu,” ucap Hardi.
Berita Terkait
-
Update 29 April Pasien Positif Corona di DKI Tembus 4.000 Orang
-
5 Skema Pemerintah Bantu Pelaku Usaha Terdampak Wabah Corona
-
Pria Meninggal Usal Sholat Subuh di Masjid, Jamaah Lain Lari Takut Mendekat
-
Lagi Dikepung Pandemi Corona, 20 RW di Jakarta Terendam Banjir
-
Warga DKI Bisa Menunggu Bansos Datang hingga Tiga Pekan
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Klub Belum Ada, Bursa Transfer Mau Ditutup! Thom Haye Ditolak Mantan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
Terkini
-
Babak Baru Korupsi PJU Cianjur: Pelaksana Proyek Jadi Tersangka, Jaksa Beri Sinyal Ada Nama Lain
-
Polisi Bongkar Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Ibu dan Bayi yang Viral
-
4 Fakta Terbaru Ledakan Pertamina Subang: Ribuan Rumah Tanpa Gas Hingga Janji Ganti Rugi
-
Ibu dan Bayi Ditahan Viral, Publik: Sudah Bener Kibarkan Bendera One Piece
-
Ledakan Pertamina di Subang Tak Hanya Melukai Pekerja, Dampaknya Meluas ke Lingkungan