Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 16 Juni 2020 | 15:30 WIB
Barang bukti kasus pencabulan terhadap anak TK di Sumenep, Jawa Timur. (Beritajatim).

SuaraJabar.id - Sebanyak 13 anak dicabuli di sebuah gereja di Depok, Jawa Barat. Hal itu hasil kecurigaan salah satu pengacara korban pencabulan anak di gereja itu.

Pelakunya berinisial SM berusia 40 tahun, kini sudah ditangkap polisi Polres Metro Depok.

Berdasarkan keterangan kuasa hukum korban pencabulan pengurus gereja, Azaz Tigor Nainggolan, pelaku adalah seorang pengurus tempat ibadah (gereja) di wilayah Depok dan sudah puluhan tahun menjadi pengurus.

"Sudah 20 tahun lebih pelaku menjadi pengurus gereja, " kata Azaz Tigor ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (16/6/2020).

Baca Juga: Geger Pencabulan di Gereja Depok, 2 Anak Jadi Korban

Azaz Tigor menduga pelaku sudah lama melakukan perbuatan cabul dan korbannya tidak hanya satu orang.

Maka dari itu pihaknya terus melakukan investigasi terhadap dugaan korban pencabulan di gereja lainnya.

"Saya menduga dia melakukan itu sudah lama, kasus begini nggak mungkin lah korbannya cuma satu,” kata Tigor.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya telah mendapatkan informasi sebanyak 13 anak yang teridentifikasi menjadi korban pencabulan dalam rentang waktu tahun 2005 hingga 2020.

Bahkan kata dia, ada korban yang sudah lulus kuliah dan bekerja.

Baca Juga: 2 Anak-anak Jadi Korban Pencabulan Pengurus Gereja di Depok

Dari penelusuran SuaraJabar.id, pada Selasa (16/6/2020) tempat ibadah, SM menjadi pengurus berada di tengah pemukiman warga di wilayah Kota Depok. Tampak kokoh bangunan gereja tersebut.

Namun, terlihat aktivitas tempat ibadah tersebut belum dibuka oleh pengurus. Hanya saja terdapat satpam yang menjaga keamanan tempat ibadah tersebut.

"Belum dibuka untuk ibadah, karena kami tidak ikuti imbauan pemerintah. Pengurus tidak ada di sini, " ucap salah satu satpam tempat ibadah tersebut.

Sebelumnya, Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Azis Andriansyah mengatakan, kasus diduga pencabulan terhadap anak di bawah umur yang melaporkan ke Polres Metro Depok ada dua orang.

Awal mula kasus diduga pencabulan anak di bawah umur ini terungkap dari internal pengurus gereja.

"Pihak tempat ibadah melakukan investigasi secara internal. Kemudian benar ditemukan, ada salah satu anak di tempat ibadah tersebut menjadi korban pencabulan. Lalu ketua pengurus tempat ibadah itu melaporkan ke Polres Metro Depok dan kami melakukan penyelidikan , " kata Azis di Mapolres Metro Depok, Senin kemarin.

Setelah itu kata dia, menemukan perkara yang diduga pelaku dari salah satu gereja tersebut.

Dari penyelidikan kata Azis ada dua anak yang menjadi korban pencabulan pengurus gereja tersebut.

"Jumlah korban yang melaporkan secara resmi dua orang. Lalu diduga ada beberapa korban lainya," kata Azis.

Berdasarkan keterangan, pelaku melakukan pencabulan di berbagai tempat antara lain di gereja, rumah korban, dan di mobil.

Lebih lanjut kata dia, pelaku yang diduga melakukan pencabulan dengan cara memegang bagian tubuh korban.

"(Dua korban anak) semuanya laki laki. Pelaku mencabuli korban di tempat ibadah dengan cara meminta bantuan membenahi beberapa perkakas, kemudian pelaku melakukan pencabulan terhadap korban, " tuturnya.

Pelaku yang sebagai pengurus gereja itu juga sebagai konsultan. Ia (pelaku) mengakui memiliki tingkah laku seks yang menyimpang.

"Pelaku ini mau menikah, tapi ada prilaku seks yang menyimpang sudah lama. Pada tersangka kami sangkakan Pasal 82 UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, dengan ancaman 15 tahun penjara,” kata Azis.

Kontributor : Supriyadi

Load More