Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 06 Agustus 2020 | 19:59 WIB
Petugas kesehatan memberikan pengarahan dan evaluasi kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

SuaraJabar.id - Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dipastikan bakal mendapat uang insentif sebesar Rp 1 juta sebagai pengganti biaya bensin atau ongkos ketika melakukan pemeriksaan.

Ketua Tim Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, insentif tersebut akan dibagi menjadi lima tahap saat menjalani pemeriksaan. Untuk satu kali datang, relawan bakal mendapat insentif Rp 200 ribu.

"Sekali datang itu dikasih Rp 200 ribu, jadi lima kali datang itu Rp 1 juta selama lima bulan," ujarnya di Fakultas Kedokteran Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung pada Kamis (6/8/2020).

Namun, ia berharap relawan yang mendaftar tidak berorientasi pada uang insentif tersebut.

Baca Juga: SAH! Ridwan Kamil dan Wali Kota Bandung Jadi Calon Relawan Uji Vaksin Covid

"Jadi ikut jadi relawan bukan karena kepingin uang, itu tidak bagus, karena uji klinis ini kan sukarela sifatnya," katanya.

Selain uang insentif, relawan juga akan mendapat asuransi kesehatan selama proses pemantauan selama enam bulan usai disuntik vaksin.

Relawan nantinya bisa memeriksakan kesehatan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, jika mendapat keluhan usai disuntik.

"Iya bisa dokter atau klinik mana saja, yang pasti di Bandung. Nanti saya akan tanya-tanya ke dokternya, apakah si subjek tersebut sakit ada kaitannya dengan suntik (vaksin) atau bukan? Saya yang akan tanya-tanya ke dokternya," ungkapnya.

Sementara itu, saat ini tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Unpad masih kekurangan 820 orang relawan untuk menjadi subjek uji klinis. Pasalnya, hingga kini baru ada 800 orang yang mendaftar dari target sebanyak 1.620 orang.

Baca Juga: BPOM dan UNPAD Gelar Simulasi Uji Klinis Kandidat Vaksin Covid-19

"Sudah ada 800 orang yang mendaftar, respon bagus banyak yang mau ikut. Seperti dokter-dokter dan juga pejabat ada yang mau ikut, tapi kita akan cek dulu, bisa atau enggak," ungkapnya.

Load More