Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna
Jum'at, 07 Agustus 2020 | 16:12 WIB
Ilustrasi modal. (Shutterstock)

Hadir pada acara virtual penandatangan program pendampingan ini adalah Komisaris Utama PT Sarana Jabar Ventura Yani Panigoro, Komisaris SJV M. Sidik Heruwibowo, dan Komisaris KAYA.ID Richard Sam Bera.

Presiden RI Joko Widodo saat ini sangat memperhatikan perkembangan UMKM Indonesia dan sangat berharap para usaha mikro, kecil dan menengah ini dapat bertahan di tengah badai pandemi Covid-19 ini, bahkan bisa menjadi sektor yang berkembang.

Sektor UMKM merupakan salah satu penopang utama ekonomi Indonesia. Merujuk hasil sebuah riset yang dilakukan peneliti Bank Dunia pada 2005, perkembangan ekonomi sebuah negara memang berkaitan erat dengan kontribusi UMKM.

Merujuk data Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah UMKM di Indonesia pada 2017 tercatat mencapai 62,928 juta unit dan menyerap 120,260 juta tenaga kerja. Secara agregat kontribusi UMKM Indonesia terkait penyerapan tenaga kerja adalah tertinggi dibandingkan negara ASEAN lain, namun kinerja dalam hal produktivitas masih kalah.

Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Melandai, BRI Mulai Fokus ke Pelaku UMKM

Merujuk laporan Asia SME Finance Monitor 2014 yang dirilis Asian Development Bank, pada 2012 produktivitas UMKM Indonesia hanya 1.355 dolar AS dibandingkan Malaysia 20.609 dolar AS dan Thailand 12.263 dolar AS. Secara pertumbuhan produktivitas, UMKM Indonesia tumbuh 4,9 persen dibandingkan Thailand 6,1 persen dan Malaysia 9,5 persen.

Load More