Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 11:21 WIB
Jendela bersejarah dan kuno ditemukan di bawah proyek Stasiun Bekasi. (dok humas)

Dalam buku Ali yang berjudul KH Noeralie: Kemandirian Ulama Pejuang, dituliskan massa pun akhirnya menguasai kereta yang ditumpangi mereka.

Satu per satu serdadu malang itu disembelih dan mayatnya dihanyutkan ke dalam sungai. Karena itu, situs tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan militer Nippon.

“Pada saat (dialihkan ke) rel buntu kan kereta berhenti. Di situlah terjadi pembantaian terhadap tentara Jepang,” terang Ali.

Adapun, masih kata Ali, dugaan kuat dua situ tersebut merupakan bekas gorong-gorong. Dari stasiun Bekasi ke Jalan Juanda, Bekasi ada parit atau selokan yang cukup lebar.

Baca Juga: Bangunan Kuno Bata Merah Terpendeam 4 Meter di Bawah Tanah Stasiun Bekasi

Masing-masing parit itu masing-masing lebar dan kedalamannya dua meter persegi.

Dia menyebut, parit itu mengarah ke wilayah bulan-bulan sebelum kantor Palang Merah Indonesia (PMI).

Dari situ belok kiri, masuk ke Kali Bekasi dengan posisi dekat kantor Pegadaian.

"Itu masuk Kali Bekasi, saluran air ada itu, tapi seiring berjalannya waktu dan pelebaran jalan, saluran parit itu jadi mengecil bahkan mati yang berdempetan dengan stasiun,” kata Ali.

Situs tersebut diketahui setelah pekerja melakukan penggalian selama proses revitalisasi Stasiun Bekasi. Nantinya jumlah rel di Stasiun Bekasi sebagai pemberhentian KRL Commuterline ditambah, dan kapasitas ruang tunggu diperluas.

Baca Juga: Viral Nikah Drive Thru di Bekasi, Wawalkot: Solusi saat Pandemi Covid-19

Load More