Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Dini Afrianti Efendi
Senin, 07 September 2020 | 14:38 WIB
Ilustrasi pemeriksaan kehamilan. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Sudah punya momongan, bukan tak mungkin pasangan ingin menambah anak lagi. 

Lalu, berapa tahun jarak ideal antara anak pertama dan kedua?

Beberapa waktu lalu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyarankan memberikan jeda 3 tahun antar anak atau setidaknya menunggu anak berusia 24 bulan (2 tahun) baru merencanakan kehamilan selanjutnya.

"Dari kehamilan sekarang dengan yang akan datang ada yang namanya brith to birth interval, jadi minimal 3 tahun," ujar Hasto dalam webinar Invest ASI Indonesia, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: Catat! Ini Dua Faktor yang Membuat Jumlah Perokok Anak Meningkat

Hasto melanjutkan memberikan jarak usia antar anak pertama dan anak selanjutnya, juga bisa mencegah terjadinya stunting, karena fokus kasih sayang, pemberian nutrisi bisa maksimal hingga 2 tahun, jadi anak tidak lepas dari ASI.

Stunting adalah keadaan dimana anak gagal tumbuh baik secara fisik ataupun kognitif (kemampuan berpikir anak).

Biasanya ia tumbuh lebih pendek dari anak-anak sebayanya.

Ini terjadi karena anak kurang mendapat asupan gizi seimbang, termasuk ASI.

Sementara itu melansir dari India Times, para ahli menyebutkan waktu terbaik untuk hamil kembali setelah melahirkan adalah saat sudah sepenuhnya pulih dari kehamilan dan persalinan sebelumnya.

Baca Juga: Kasus KDRT P21, Karen Idol Sebut Mantan Suami Segera Ditahan

Hal ini berkaitan dengan kehati-hatian untuk mencegah kondisi kadar zat besi rendah.

Menurut sebuah tinjauan studi, perempuan yang hamil lagi setelah enam bulan melahirkan bisa berisiko tinggi melahirkan bayi prematur atau bayi lahir dengan berat rendah.

Menurut studi tersebut, jarak ideal untuk hamil kembali adalah 18-23 bulan setelah melahirkan. Jeda yang cukup panjang itu memberi Anda waktu untuk memulihkan dan mengisi kembali energi tubuh setelah melahirkan sebelumnya.

Risiko tersebut juga terlihat pada bayi yang dikandung setelah tujuh hingga 17 bulan kelahiran sebelumnya. Meski risiko lebih rendah dari bayi yang dikandung dalam enam bulan, jarak tujuh hingga 17 bulan pada dasarnya masih tetap berisiko.

Jarak yang terlalu cepat dari satu anak dan anak lainnya juga terkait dengan masalah finansial di kemudian hari.

Studi lain juga menunjukkan, jarak kelahiran dengan kehamilan berikutnya yang mencapai 59 bulan bakal menurunkan risiko kelahiran prematur dan berat badan rendah pada bayi.

Berdasarkan penelitian, jarak terbaik antara kelahiran dan kehamilan berikutnya minimal tujuh bulan hingga satu tahun. Hal ini akan membantu ibu hamil dan bayi tetap sehat.

Perlu diketahui, memiliki dua anak dengan jarak terlalu dekat juga kurang bagus secara emosional, baik untuk si kakak maupun adiknya.

Load More