Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 September 2020 | 17:05 WIB
Pelatih kepala Persib Bandung Robert Alberts. [Suara.com/Aminuddin]

SuaraJabar.id - Pelatih kepala Persib Bandung Robert Rene Alberts mencium gelagat adanya kongkalikong dari dimajukannya bursa transfer pemain Liga 1.

Bursa transfer Liga 1 dibuka sejak 21 September hingga 18 Oktober 2020. Keputusan dibuka Kembali bursa transfer itu dilakukan oleh PSSI dan disetujui oleh FIFA. Berdasarkan jadwal awal, bursa transfer window baru akan dibuka pada Desember, tapi sekarang dirubah menjadi lebih awal.

"Ini tentunya menjadi skandal berikutnya. Skandal yang terang-terangan. Ini semuanya tidak logis," ungkap Robert melalui wawancara daring, Rabu (23/9/2020).

Robert menuding ada kepetingan segelintir klub yang memaksakan agar bursa transfer segera dibuka. Robert menyebutkan kemungkinan ada tiga klub Liga 1 yang menjadi dalang di balik dibukanya bursa transfer Liga 1.

Baca Juga: Juventus Resmi Pulangkan Morata, Begini Rincian Transfernya

Namun, pelatih kawakan asal Belanda itu, enggan menyebutkan siapa saja tiga klub itu. Robert hanya bilang ketiga klub itu seolah ikut campur menyeragamkan waktu bursa transfer klub Indonesia dengan klub Eropa.

"Dari informasi yang saya dapat, ada tiga klub yang mencoba mengorganisir 'transfer window Eropa' dan tiga tim ini adalah tim yang mendapat pemain Brasil yang mana semua sudah tahu tentang mereka," cetusnya.

Berdasarkan penelurusan, kemungkinan tiga klub yang disinggung Robert, yakni Arema FC, Madura United dan Persija Jakarta. Ketiganya memang ngebet mendatangkan pemain asal Brasil.

Bahkan, Robert pun menyinggung berdasarkan pertemuan PT LIB sebagai operator Liga 1 dengan klub Liga 1 di Bandung, pada Senin (21/9/2020). Bursa transfer dibahas dalam pertemuan itu, dan digelar voting untuk menentukan apakah bursa transfer bisa diterapkan atau tidak.

Persib bersama 7 tim lainnya menolak diadakan bursa transfer pada periode September-Oktober. Sementara 7 tim lainnya menyetujui dan 3 tim sisa memilih netral. Artinya, kata dia, seharusnya bursa transfer itu dibatalkan karena mayoritas klub memilih tak setuju.

Baca Juga: Pasif di Bursa Transfer, Patrice Evra Kritik Keras Manchester United

"Di situasi logis dalam voting, ketika suara terbanyak memenangkan voting, maka seharusnya tidak ada transfer window (sebelum restart Liga 1 2020). Itu logis dan masuk akal karena itulah demokrasi dan harus diterima oleh siapapun," katanya.

"Kalau sekarang keputusannya seperti ini, kenapa harus ada voting? kenapa tetap mengirim surat ke FIFA bahwa akan ada transfer window di Indonesia. Itu menyisakan banyak pertanyaan soal sepak bola Indonesia," tutupnya.

Kontributor : Aminuddin

Load More