SuaraJabar.id - Pelatih kepala Persib Bandung Robert Rene Alberts mencium gelagat adanya kongkalikong dari dimajukannya bursa transfer pemain Liga 1.
Bursa transfer Liga 1 dibuka sejak 21 September hingga 18 Oktober 2020. Keputusan dibuka Kembali bursa transfer itu dilakukan oleh PSSI dan disetujui oleh FIFA. Berdasarkan jadwal awal, bursa transfer window baru akan dibuka pada Desember, tapi sekarang dirubah menjadi lebih awal.
"Ini tentunya menjadi skandal berikutnya. Skandal yang terang-terangan. Ini semuanya tidak logis," ungkap Robert melalui wawancara daring, Rabu (23/9/2020).
Robert menuding ada kepetingan segelintir klub yang memaksakan agar bursa transfer segera dibuka. Robert menyebutkan kemungkinan ada tiga klub Liga 1 yang menjadi dalang di balik dibukanya bursa transfer Liga 1.
Namun, pelatih kawakan asal Belanda itu, enggan menyebutkan siapa saja tiga klub itu. Robert hanya bilang ketiga klub itu seolah ikut campur menyeragamkan waktu bursa transfer klub Indonesia dengan klub Eropa.
"Dari informasi yang saya dapat, ada tiga klub yang mencoba mengorganisir 'transfer window Eropa' dan tiga tim ini adalah tim yang mendapat pemain Brasil yang mana semua sudah tahu tentang mereka," cetusnya.
Berdasarkan penelurusan, kemungkinan tiga klub yang disinggung Robert, yakni Arema FC, Madura United dan Persija Jakarta. Ketiganya memang ngebet mendatangkan pemain asal Brasil.
Bahkan, Robert pun menyinggung berdasarkan pertemuan PT LIB sebagai operator Liga 1 dengan klub Liga 1 di Bandung, pada Senin (21/9/2020). Bursa transfer dibahas dalam pertemuan itu, dan digelar voting untuk menentukan apakah bursa transfer bisa diterapkan atau tidak.
Persib bersama 7 tim lainnya menolak diadakan bursa transfer pada periode September-Oktober. Sementara 7 tim lainnya menyetujui dan 3 tim sisa memilih netral. Artinya, kata dia, seharusnya bursa transfer itu dibatalkan karena mayoritas klub memilih tak setuju.
Baca Juga: Juventus Resmi Pulangkan Morata, Begini Rincian Transfernya
"Di situasi logis dalam voting, ketika suara terbanyak memenangkan voting, maka seharusnya tidak ada transfer window (sebelum restart Liga 1 2020). Itu logis dan masuk akal karena itulah demokrasi dan harus diterima oleh siapapun," katanya.
"Kalau sekarang keputusannya seperti ini, kenapa harus ada voting? kenapa tetap mengirim surat ke FIFA bahwa akan ada transfer window di Indonesia. Itu menyisakan banyak pertanyaan soal sepak bola Indonesia," tutupnya.
Kontributor : Aminuddin
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- 32 Tahun Bungkam, Mantan Suami Ancam Bongkar 'Kartu AS' Yuni Shara Usai Dituduh KDRT
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
Pilihan
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
Terkini
-
5 Fakta Keren di Balik Proyek Tol Probowangi Rp4 Triliun yang Siap Hubungkan Ujung Timur Jawa
-
Babak Baru Korupsi Rp222 Miliar Bank BJB: KPK Panggil Bos Agensi Iklan, Kasus Semakin Terkuak
-
Siap-siap! 25 Ribu Unit Rumah Subsidi Akan Diluncurkan Tahun Ini
-
5 Fakta Mengejutkan Jalan 'Perawan' di Bogor yang Baru Dibangun Setelah 79 Tahun Merdeka
-
Tsunami dari Gempa M 8,7 Rusia Menuju Indonesia? Perintah Tegas BNPB untuk 5 Provinsi Ini