Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 12 Oktober 2020 | 17:05 WIB
Aksi tolak UU Ciptaker di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa (6/10/2020). [Emi L Palau/Suarajabar.id]

SuaraJabar.id - Tupperware, bagi sebagian orang benda ini dapat dikategorikan sebagai benda keramat. Jika rusak, banyak ancaman mengintai.

Seperti yang dialami demonstran di Kota Bandung ini. Ia tak gentar dengan isu Covid-19 meski harus berdesakan dengan demonstran lainnya. Ia juga tak gentar ketika harus berhadapan dengan polisi saat terjadi bentrokan

Tentu, banyak massa aksi yang terlibat pelanggaran protokol kesehatan sepanjang aksi penolakan UU Cipta Kerja lalu. Mereka bukan tak faham soal protokol kesehatan, namun ada sesuatu yang sama mematikannya dengan Covid-19 yang harus mereka lawan.

Namun, demonstran juga manusia biasa. Pasti memiliki rasa takut akan sesuatu. Demonstran di Bandung ini misalnya, ia justru takut karena telah menghilangkan tupperware milik orang tuanya.

Baca Juga: Demo Tolak UU Cipa Kerja Rusuh, Pangdam Jaya: Cari, Pasti Ada Penggeraknya!

Dibagikan kembali oleh akun Twitter @fikriqq pada 9 Oktober, pemilik akun mengunggah gambar tangkapan layar dari akun base Twitter @DraftAnakUnpad yang kehilangan tupperware tersebut.

Warganet itu meminta bantuan pengguna Twitter lain yang ikut serta dalam demo tersebut untuk menghubunginya jika melihat tupperware milik sepupunya.

Tangkapan layar chat kehilangan Tupperware saat demo. [Twitter]

Pasalnya, sepupunya yang berinisial RZ tidak berani pulang ke rumah lantaran takut setelah kehilangan tupperware berwarna ungu miliknya.

"Teman-teman yang kemaren aksi di Bandung kalau nemu botol tupperware ungu di bagian bawahnya ada inisial RZ kapital tolong kasih tau. Kasian sepupu aku nggak berani pulang," tulis warganet tersebut seraya melampirkan bukti isi pesan dengan sepupunya melalui Instagram.

Pesan tersebut, mahasiswa itu mengaku pergi ke rumah teman dan tidak langsung pulang ke rumahnya usai demo, karena ia takut kembali ke rumah usai kehilangan tupperware.

Baca Juga: UU Ciptaker Belum Dibatalkan, Gerakan Rakyat Serukan Pembangkangan Sipil

"Han udah sampe rumah? Semua aman?" tanya warganet itu dalam pesan Instagram kepada sepupunya.

"Ini lagi diem dulu di rumah temen kak. Aman kok. Yang nggak aman cuma karena tupperware gue ilang. Mau balik ke rumah juga takut. Lu di rumah nggak kak? Gue minjem tempat minum tupperware dulu lah ada yang warna ungu nggak lu," balas mahasiswa tersebut.

"Hah ilang di mana anj**. Kocak banget lu sama polisi sama virus kagak takut. Tupperware ilang panik kabur ke rumah orang," tulis warganet itu.

Menariknya, tak lama usai warganet meminta bantuan, salah seorang pengguna membagikan tangkapan layar dari Instagram Stories pengguna lain dengan akun @daryfikrif_29, yang mengunggah gambar tangan mengenggam tempat minum tupperware berwarna ungu.

Dalam Instagram Stories yang dibuatnya, pemilik akun menulis keterangan berbunyi, "Alhamdulillah tupperware." Meski begitu, tak bisa dipastikan apakah tupperware yang ditemukannya adalah tupperware milik sepupu warganet yang kehilangan tersebut.

Unggahan yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 16.900 ke sesama pengguna Twitter itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Tak sedikit warganet yang juga membagikan kisah serupa karena takut terkena omelan ibu setelah menghilangkan tupperware.

"Woila, tupperware aja bisa ketemu ya kalau dicari di Twitter," tulis akun @annisa_prasasti.

"Tupperware itu emang tingkatannya di atas anak. Kalau pulang sekolah yang ditanya duluan pasti, 'Mana tupperwarenya?'," komentar @hanitaqiyatin.

"Bapak gue kebetulan teknisi, pernah tuh tupperware emak yang kayak toples kecil gitu dijadiin tempat mur baut dan lain-lain. Alhasil tercetuslah perang dunia karena bapak ngiranya toples plastik biasa," tambah @AvithaFebriana.

"Kalau gini mah ujung-ujungnya nyesel ikut demo, gara-gara demo tupperware emak ilang coy," cuit @auliaaanyr.

"Emak gue sampe sekarang ada dendam pribadi sama gue gara-gara ngilangin tupperware pas kelas 4 SD," ungkap @posisikudakuda.

Load More