SuaraJabar.id - Kabupaten Indramayu, Jawa Barat merupakan salah satu daerah penyumbang pekerja migran terbesar di Indonesia. Setiap hari, rata-rata ada kiriman uang dari luar negeri atau remitansi ke Indramayu sebesar Rp2 miliar.
Namun angka tersebut merupakan rata-rata kiriman uang dari buruh migran ke Indramayu sebelum pandemi Covid-19. Saat ini jumlah kiriman uang dari pekerja migran ke Indramayu tercatat berkurang.
Kantor Pos setempat mencatat, sebelum pandemi, rata-rata nilai remitansi dari PMI asal Kabupaten Indramayu melalui Western Union sejumlah Rp2 miliar/hari. Nilainya turun setelah virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mewabah menjadi sekitar Rp1,5 miliar/hari.
"Sekarang rata-rata Rp1,5 miliar sampai Rp1 miliar per hari," ungkap Divisi Penjualan Kantor Pos Indramayu, Aris Ristiadi.
Baca Juga: Warga Kubu Raya 24 Tahun Kerja di Malaysia, Pulang Kampung Tinggal Nama
Menurutnya, kondisi itu terjadi sebab Covid-19 telah mengubah kehidupan para PMI yang bekerja di luar negeri. Tak sedikit di antara mereka yang harus pulang ke tanah air untuk cuti atau tak dapat lagi bekerja setelah dipulangkan majikannya.
Selain itu, sebab lain dimungkinkan mulai beragamnya jasa pengiriman uang yang digunakan para PMI. Selain Western Union, saat ini pengiriman uang bisa pula dilakukan antar rekening.
"Jadi, tak hanya pakai Western Union, antar rekening pun sekarang sudah bisa," cetusnya.
Selama ini, lanjutnya, nilai remitansi PMI asal Kabupaten Indramayu tergolong yang tertinggi ke-4 se-Jawa Barat. Daerah lain yang juga mencatatkan nilai remitansi tertinggi masing-masing Sukabumi, Cianjur, dan Kabupaten Cirebon.
Sementara itu diketahui, tak sedikit calon PMI asal Kabupaten Indramayu yang keberangkatannya ke luar negeri tertahan akibat pandemi. Ketua Serikat Buruh Migran Indramayu (SBMI) Kabupaten Indramayu, Juwarih mengatakan, kondisi itu telah menyebabkan kemunculan pengangguran.
"Akibat tertahan, mereka pun menganggur," ujarnya.
Baca Juga: Lolos dari Hukuman Mati di Malaysia, Pria Ini Dipulangkan Lewat Entikong
Padahal, imbuhnya, banyak di antara mereka yang berharap bisa segera berangkat ke luar negeri untuk bekerja. Bagi sebagian besar masyarakat Indramayu, bekerja di luar negeri masih menjadi sasaran utama untuk beroleh penghasilan.
Berita Terkait
-
Iming-iming Gaji Besar, Unit Apartemen Kalibata City Disulap jadi Penampungan Pekerja Migran Ilegal
-
Kisah Sugianto: Pekerja Migran Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan!
-
Lucky Hakim Harus Tahu, Ini Sanksi Bagi Kepala Daerah yang Liburan Tanpa Izin
-
Siap Turun Tangan, KPK Bisa Usut Aksi Pelesiran Bupati Lucky Hakim ke Jepang, Ini Alasannya!
-
Lucky Hakim Siap Disanksi Buntut Pelesiran ke Jepang Tanpa Izin, Dedi Mulyadi: Gentle!
Terpopuler
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
Pilihan
-
Prabowo Ugal-ugalan Buat Kebijakan, Para Taipan RI Ramai-ramai Larikan Kekayaan ke Luar Negeri
-
Jordi Amat dan Saddil Ramdani Main di Persib? Ini Prediksi Pemain yang Bakal Tergusur
-
Singgung Prabowo Subianto, Ini Respon Jokowi Soal Isu Matahari Kembar
-
Jamaah Haji Indonesia Jadi Panutan, Disebut Paling Tertib di Dunia
-
LG Batalkan Investasi Baterai EV di Indonesia Senilai Rp130 Triliun
Terkini
-
Cianjur Rawan Predator Anak! Ada 17 Kasus Pencabulan dan Pemerkosaan
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI