Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 10 November 2020 | 18:43 WIB
Ilustrasi - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun bersalaman dengan pemenang Kejuaraan Nasional Pidato Bahasa Indonesia 2019 di kampus Beijing Foreign Studies of University (BFSU). Kejuaraan yang diikuti 26 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dari sejumlah perguruan tinggi di China itu untuk pertama kalinya digelar secara nasional. [ANTARA/M. Irfan Ilmie]

SuaraJabar.id - Bahasa daerah di Indonesia cukup diminati oleh warga China. Ini terbukti dari tingginya animo warga Negeri Tirai Bambu itu untuk mengikuti kelas bahasa daerah yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar RI di Beijing.

Peminat pelajaran Bahasa Jawa untuk penutur asing di China misalnya, peminatnya membeludak.

"Kami batasi tiga kelas saja, tapi peminatnya mencapai enam kelas," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA di Beijing, Selasa.

Ia menyebutkan masing-masing kelas juga dibatasi hanya 20 orang agar sistem belajar dan mengajar secara daring berjalan efektif.

Baca Juga: Divonis Bersalah, Petinggi Sunda Empire: Di Mata Internasional Terganggu

Yang mengejutkan, peminat kelas tersebut bukan hanya mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia yang tersebar di 18 perguruan tinggi di China dan Hong Kong.

"Melainkan ada juga masyarakat umum dengan latar belakang profesi berbeda," ujar Yaya menambahkan.

Pada saat pembukaan, Senin (10/11) malam, kelas Bahasa Jawa diampu langsung oleh para dosen dan guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya, kelas Bahasa Jawa akan digelar secara daring setiap Jumat dan Sabtu.

Pada saat pembukaan, ditayangkan juga beberapa kesenian tradisional Jawa.

Baca Juga: Demi Lancarkan Pencairan Uang dari Swiss, Petinggi Sunda Empire Banding

"Untuk hari Jumat pengajaran bahasa Jawa, sedangkan Sabtu materi budaya," ujarnya.

Sementara itu, kelas Bahasa Sunda yang diampu oleh tenaga pengajar dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung akan dibuka mulai 20 November.

"Sama dengan Bahasa Jawa, Bahasa Sunda juga kami buka dua kelas," kata Yaya.

Ia berharap beberapa perguruan tinggi di China dan Hong Kong yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia membuka kelas bahasa daerah.

Load More