Demikian bunyi percakapan yang banyak dikenang sebagai kalimat pertama yang berhasil ditransmisi antara dua kota ini. Setelah sambungan tersebut, teknologi radio komunikasi suara menjadi hal yang rutin digunakan oleh para warga Belanda kepada keluarganya yang terpisah ribuan kilometer.
"Sejak saat itu banyak lahir kisah-kisah menarik dari orang-orang Belanda di negara jajahannya dengan sanak keluarga di Belanda," tulis Her Suganda dalam bukunya Jendela Bandung, Pengalaman Bersama KOMPAS (2007).
Sambungan telepon tersebut kemudian dikomersialkan pada 1929 sebagai saluran telepon oleh Queen-Mother Emma. Orang yang ingin melakukan sambungan telepon dapat berkunjung ke kantor telepon sentral untuk kemudian melangsungkan komunikasi.
Namun, kejayaan Stasiun Radio Malabar tidak berlangsung lama. Belasan tahun kemudian, stasiun radio tersebut dikuasai Jepang yang mulai merangsek masuk membersihkan sisa-sisa kekuasaan kolonial Belanda di Hindia Belanda.
Selepas Jepang pergi, bangunan stasiun radio ini dihancurkan bersamaan dengan momen Bandung Lautan Api oleh para warga Indonesia angkatan muda karyawan PTT.
Hingga saat ini, sisa reruntuhan Stasiun Radio Malabar beserta gedung-gedung peristirahatan karyawannya masih dapat dijumpai di komplek wisata Gunung Puntang. Mayoritas berupa susunan pondasi batu yang telah dimakan usia.
Saat itu, hubungan telepon radio dapat digunakan umum dengan biaya 33 Gulden untuk tiga menit pertama antara Netherland dan Netherland Indies. Saat ini mungkin jika dikonversikan ke dalam Rupiah biayanya sebesar Rp236 ribu.
Namun konon untuk bisa berkata "Hallo Bandoeng" pada orang yang berada di Bandung dari Netherland pada masa itu, mereka harus menabung selama 2 tahun. Dan itulah yang dikisahkan Willy Derby pada lagunya.
Baca Juga: Kalahkan Polandia 2-1, Belanda Tetap Gagal ke Semifinal UEFA Nations League
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan