Gaji honornya dari mengajar, hanya Rp500 ribu setiap bulan. Tak ada tunjangan profesi, prestasi maupun tunjangan daerah. Namun, mengajar baginya bukan cara untuk mendapatkan uang, melainkan sebuah panggilan jiwa.
Semangat perjuangannya itu diakui Joyo didapatkan dari almarhum ayahnya, Raswin, seorang pensiunan guru. Juga dari pengajian rutinan yang diikutinya. Sebagai warga Nahdliyyin, ia mengasah rohaninya bersama Jamiyyah Yassinan di kampungnya.
Mengajar baginya adalah menemukan keberkahan hidup. Terbukti dari tiga anaknya Elanika, Dede Riski, dan Dapa Surya Rahman, semua bisa bersekolah. Anaknya yang sulung kini sudah duduk di kelas X SMA.
Wajah-wajah polos anak-anak sekolah dasar itu selalu memompa semangatnya agar segera sampai di sekolah. Pukul 05.30 WIB ia sudah melaju di atas motor bebeknya. Sekali pun kediamannya paling jauh, Joyo seringkali yang datang pertama di sekolah. Mendidik adalah panggilan hidup yang sudah mendarah daging. Jarak bukan lagi halangan baginya.
Baca Juga: 7 Catatan dari Guru untuk Menteri Nadiem di Hari Guru Nasional
Anak-anak memanggilnya Pak Joyo. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia dibantu Karsem, istrinya, yang berdagang di rumah dan membuka kantin di sebuah sekolah menengah di Tukdana.
Selesai mengajar, Joyo singgah dulu untuk menutup kantin yang dikelola istrinya. Pukul 14.30 ia melanjutkan perjalanan ke pasar Tukdana untuk berbelanja kebutuhan warung istrinya.
Sampai pukul 20.00 ia membantu menyiapkan warung dan kantin. Lalu jam 02.00 ia sudah terjaga, membantu istrinya memasak penganan untuk dijual keesokan harinya.
Dan ketika masa pandemi tiba, kehidupan Joyo ikut terguncang. Sekolah diliburkan. Ia tak bisa mengajar dan istrinya pun tak bisa berjualan di kantin. Mereka hanya bergantung pada warung kecil di rumah.
Dalam kondisi seperti ini, inspirasi Joyo adalah ibunya. Rasiyem adalah seorang perempuan tangguh yang tak lelah bekerja.
Baca Juga: Hari Guru Nasional, Guru Honorer di Tegal Masih Digaji Rp300 Ribu Per Bulan
“Ibu saya sampai sekarang masih kuat berjualan kerupuk di pasar Gabuswetan,” tutur Joyo.
Berita Terkait
-
Per Mei, Pemerintah akan Transfer Langsung Tunjangan Guru Honorer
-
Lucky Hakim Harus Tahu, Ini Sanksi Bagi Kepala Daerah yang Liburan Tanpa Izin
-
Siap Turun Tangan, KPK Bisa Usut Aksi Pelesiran Bupati Lucky Hakim ke Jepang, Ini Alasannya!
-
Lucky Hakim Siap Disanksi Buntut Pelesiran ke Jepang Tanpa Izin, Dedi Mulyadi: Gentle!
-
Beda Reaksi Dedi Mulyadi Soal Lucky Hakim ke Jepang demi Anak vs Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Cianjur Rawan Predator Anak! Ada 17 Kasus Pencabulan dan Pemerkosaan
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI