Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Dini Afrianti Efendi
Jum'at, 15 Januari 2021 | 08:02 WIB
Ilustrasi toko baju (Pixabay/Pexels)

SuaraJabar.id - Pandemi Covid-19 membuat industri fesyen di Bandung mengalami pukulan telak. Apa saja dampaknya?

Menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya, pemasukan Kota Bandung dari industri fesyen berkurang sebesar 79 persen dari penjualan.

"Saya juga mendapat data kalau industri fesyen di kota bandung itu cukup tinggi sekali penurunannya dari penjualannya," ujar Atalia dalam acara Launching Denim Batik Elizabeth virtual, Rabu (13/1/2021).

Penurunan penjualan dari industri fesyen Bandung ini sangat jauh jika dibandingkan dengan pemasukan di 2019 yang bisa mencapai Rp 1 triliun, yang didapat hanya dari ekspor produk fesyen kota bandung.

Baca Juga: Ghea Youbi Joget Menggemaskan saat Doakan Gian Zola Cepat Sembuh

"Tapi sekarang ternyata turunnya luar biasa, jadi saya kira ini penting kembali menggeliatkan roda semangat terkait dengan industri fesyen di Indonesia, melalui Jawa Barat dan Bandung," ungkap ibu 3 anak itu.

Bersyukur di awal 2021, menurut perempuan nomor satu di Jabar ini, ekonomi kreatifnya termasuk industri fesyen sudah mulai menggeliat, meskipun pendapatan Jabar masih minus 4 persen. Tapi tidak sebanding dengan penurunan pada 2020 yang jauh lebih besar.

"(Ekonomi) Jabar sebelumnya tumbuh 5 persen di 2019. Sedangkan di tahun 2020 sampai minus 5,9 pertumbuhan ekonominya, meskipun sekarang (2021) beranjak walaupun masih minus," jelas Atalia.

Selain Bandung, adapun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jabar yang paling terdampak ekonomi berada di wilayah Tasikmalaya, Ciamis dan seterusnya.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Yakin Pemulung Bernama Muhammad Gifari akan Jadi Imam Besar

Load More