Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 15 Februari 2021 | 18:00 WIB
Calon penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Bandung melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode GeNose C19, Senin (15/2/2021). [Suara.com/Emi La Palau]

SuaraJabar.id - Alat deteksi virus corona GeNose sudah mulai diberlakukan di Stasiun Kereta Api Bandung, sejak hari ini Senin (15/2/2021). Alat screening yang digagas oleh Universitas Gadjah Mada itu sudah bisa digunakan sebagai salah satu syarat perjalan bagi penumpang kereta jarak jauh.

Layanan tes GeNose ini sesuai dengan Surat Edaran Kemenhub Nomor 20 Tahun 2021 terkait syarat bagi penguna jasa Kereta Api Jarak Jauh yang diwajibkan menunjukkan surat keterangan GeNose C19 atau Rapid Test Antigen atau RT-PCR dengan hasil negatif.

Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo mengungkapkan penyediaan tes GeNose ini sebagai alternatif bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan jarak jauh. Selain harganya yang sangat terjangkau, alat deteksi ini dapat mengefesienkan waktu pengetesan.

Nantinya masyarakat dapat memilih alternatif tes yang ingin digunakan. Selain GeNose, tes rapid antigen juga masih tersedia di stasiun Bandung. Untuk harga sebdiri rapid antigen Rp 105 ribu, sementara untuk tes GeNose hanya Rp 20 ribu.

Baca Juga: Segini Tarif yang Dibanderol Buzzer untuk Bikin Viral dan Trending Topic

“Mulai hari ini sudah diberlakukan, ini sebagai langkah kami ingin menghadirkan alternatif lebih banyak kepada pengguna jasa Kereta Api. Harganya Rp 20 ribu, dan lebih cepat waktu pemeriksaannya,” ungkapnya ditemui di Stasiun Kereta Api, Kota Bandung, Senin (15/2/2021).

Untuk masa berlaku dari tes GeNose sama dengan layanan tes lainnya, yakni berlaku 3 x 24 jam bagi hari biasa. Sementara untuk libur panjang dan libur keagamaan hanya berlaku 1 x 24 jam.

Penumpang yang akan menggunakan tes GeNose tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok 30 menit sebelum tes kecuali air putih. Hal tersebut dapat mengganggu kerja alat deteksi tersebut.

Cara kerja alat GeNose lebih praktis, masyarakat hanya perlu menghembuskan nafas ke dalam kantong GeNose pada tarikan napas ke tiga. Lalu kantong akan disambungkan ke alat deteksi dan monitar. Hanya perlu 3 menit untuk menunggu hasil keluar.

“Mereka (penumpang) disuruh puasa 30 menit sebelum melakukan tes, setelah berpuasa kemudian melakuka tes. Nanti mereka diminta menghembuskan nafas ke kantong GeNose pada tiupan ketiga,” ungkapnya.

Baca Juga: Sebelum Tes GeNose, Penumpang Kereta Api Harus Perhatikan Hal Ini

Penumpang yang dapat mengikuti tes GeNose ini yakni bagi mereka yang telah memiliki tiket perjalan jarak jauh. Jika ada penumpang yang reaktif, maka tiket keberangkatan akan dibatalkan dan biaya tiket akan diganti 100 persen oleh pihk PT KAI.

“Jika ada yang positif, maka kami akan langsung membatalkan tiket perjalanan, biaya digantikan 100 persen. Perlakuannya sama dengan antigen langsung dibatalkan, akan dijamin oleh PT KAI,” ungkapnya.

Salah seorang penumpang, Danang (41) yang akan kembali kedaerahnya di Nganjuk, Jawa Timur merasa terbantu dengan adanya tes GeNose. Hal tersebut karena harganya yang sangat terjangkau.

"Memilih tes ini karena murah, apalagi bagi saya yang sering bepergian, daripada tes yang lain lebih mahal," ungkapnya.

Sementara penumpang lainnnya, Salsabilah (22) mengungkapkan selain hargnya yang lebih murah, tes GeNose lebih praktis dan tidak sakit. Ia berharap tes GeNose juga dapat diterapkan di tempat lain.

"Tesnya lebih cepat, dan tesnya juga tidak sakit, semoga bisa digunakan di tempat lain, karena kasian kalau yang lain yang tidak bisa tes PCR karena harganya lebih mahal," ungkapnya.

Kontributor : Emi La Palau

Load More