Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 23 Maret 2021 | 11:38 WIB
Muchtar Pakpahan meninggal dunia (ist)

SuaraJabar.id - Kiprah Muchtar Pakpahan dalam memperjuangkan pergerakan buruh masih membekas dalam ingatan orang terdekatnya. Ia adalah tokoh pergerakan buruh yang dikenal berani melawan rezim Orde Baru.

Muchtar Pakpahan berani melawan rezim untuk memperjuangkan hak buruh. Perjuangan Muchtar Pakpahan dalam mensejahterakan buruh masih diingat betul Vindra Whindalis, salah seorang kolega sekaligus Sekretaris Jenderal DPP SBSI.

Menurutnya, Muchtar orang pertama di Indonesia membebaskan hak universal buruh. Mulai dari kesejahteraan hingga hak untuk berserikat.

"Perjuangannya melalui SBSI untuk menaikkan kehidupan layak bagi segenap Buruh di Indonesia. Di zaman Orde Baru, militer dengan tangan besinya sempat berusaha membungkam pergerakan para aktivis buruh yang tergabung di dalam SBSI," ungkap Vindra saat dihubungi Suara.com, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: Kenang Muchtar Pakpahan, Menaker: Kabar Duka bagi Dunia Ketenagakerjaan

Perjuangan Mucthar harus terhenti. Pria bergelar profesor itu meninggal dunia Minggu (21/3/2021) malam di Rumah Sakit Siloam, Jakarta karena sakit kanker tenggorokan yang dideritanya.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI Yasonna Laoly saat mendatangi rumah duka RSPAD. [ANTARA]

Vindra mengungkapkan, sebelum akhir hayatnya, Muchtar Pakpahan masih sempat memberinya pesan untuk mewujudkan kesejahteraan buruh.

"Pagi pun sebelum beliau meninggal masih memberikan pesan ke saya untuk wujudkan kesejahteraan buruh. Pesan beliau, tetap sabar, semangat, peduli," bebernya.

Kini, perjuangan mendiang akan diteruskan Vindra dan kawan-kawan buruh lainnya. Terutama untuk mewujudkan 'Welfare State' atau negara kesejahteraan dengan konsep pemerintahan mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya.

"Tujuan atau cita-cita beliau akan kami teruskan untuk mewujudkan 'Welfare State'. Apalagi dengan adanya UU Cipta Kerja ini buruh semakin tertindas," kata Vindra.

Baca Juga: Profil Muchtar Pakpahan, Aktivis Buruh Sejak Zaman Soeharto

Vindra sendiri mulai mengenal sosok Muchtar Pakpahan tahun 2016 di saat Konggres SBSI 92. Sosok tersebut merupakan idolanya sejak dulu.

"Ternyata impian saya terwujud untuk mengenal beliau. Tahun 2019 tepat bulan Oktober saya ditunjuk menggantikan Sekjen," terangnya.

Pihaknya meminta Presiden Joko Widodo agar memberikan penghormatan kepada pendiri SBSI Prof Dr Muchtar Pakpahan sehingga diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

"Jasa-jasa beliau untuk negeri ini sangat besar dalam membela kaum buruh dan rakyat miskin," tandasnya.

Profil Muchtar Pakpahan

Muchtar Pakpahan lahir di desa Bah Jambi II, kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara pada 21 Desember 1953. Ia meninggal saat usia 67 tahun.

Muchtar Pakpahan merupakan tokoh Buruh Indonesia yang bersama-sama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendirikan SBSI pada tanggal 21 April 1992 silam.

Gebrakannya mendirikan Serikat Buruh Independen bebas dari campur tangan pemerintah menghantarkannya menjadi Tokoh Buruh Indonesia yang dikenal vokal dan mendunia. Bahkan Muchtar Pakpahan kerap juga dikaitkan sebagai tokoh Hak Azasi Manusia.

Dia orang pertama di Indonesia membebaskan hak universal buruh berserikat. Perjuangannya melalui SBSI untuk menaikkan kehidupan layak bagi segenap Buruh di Indonesia.

Di zaman Orde Baru, militer dengan tangan besinya sempat berusaha membungkam pergerakan para aktivis Buruh yang tergabung di dalam SBSI.

Menurut Muchtar Pakpahan, suatu kemustahilan kesejahteraan Buruh dapat diraih tanpa adanya perlawanan. 'Melawan atau Ditindas' itu slogannya.
Dalam memperjuangkan kesejahteraan Buruh, Muchtar Pakpahan beberapa kali harus dijebloskan ke dalam penjara.

Pada Januari 1994 dia ditahan di Semarang, Agustus 1994 s/d Mei 1995 dia dipenjarakan di Medan karena kasus demonstrasi buruh pertama di Indonesia Juli 1996 hingga 1997 dia dipenjara di LP Cipinang.

Bahkan atas disertasinya berjudul Potret Negara Indonesia yang isinya diperlukan reformasi sebagai alternatif revolusi. Kebebasan berfikir sebagai intelektual kampus pun membuatnya diancam pidana mati karena dianggap melakukan subversif.

Sebagai seorang Akademisi Muchtar Pakpahan terakhir kalinya diangkat sebagai Guru Besar Untag dan mengajar juga di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Dari hasil perjuangannya pula SBSI pernah menduduki utusan golongan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, bahkan salah satu pendiri SBSI Gus Dur berhasil menjabat sebagai Presiden RI.

Muchtar Pakpahan pernah menjabat anggota Governing Body ILO mewakili Asia dan Vice President World Confederation of Labor (ILO).

Sementara Penghargaan dunia dianugerahkan kepada Muchtar Pakpahan yaitu George Meany Award dari AFL CIO USA (1997), Rule of Law Award dari ABA USA (1997), Peace of Justice Award dari Rainbow Push Coalitio byn (1997), Honoris Causa dari Dickenson College (1997), Quizenpenning from Netherlands (Mach 1998), Labor Right Defender Award from CLC Canada (June 1998), Labor Right. Defender, from the Presiden of france and Secretary General of UNO when celebrating 50 year human right declaration, 10 December 1998 in Paris, Time Magazine’s Asia’s 100 most influential people of 1996.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More