Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 23 Maret 2021 | 16:25 WIB
Pintu masuk Goa Pawon di kawasan Karst Citatah, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Coated, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Di balik kawasan Kars Citatah yang nyaris punah lantaran aktivitas pertambahan, ternyata ada situs arkeologi yang pernah dijadikan tempat tinggal manusia prasejarah.

Nama situnya Gua Pawon. Goa ini terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Coated, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kehidupan di Gua Pawon diprediksi dimulai dari periode paling tua yakni tahun 10000 sebelum masehi sampai era neolitikum.

Jejak kehidupan manusia prasejarah di Gua Pawon itu didapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim Arkeologi Jawa Barat. Penelitian atau proses ekskavasi dimulai sejak tahun 2003.

Dari proses ekskavasi, Tim Arkeolog Jawa Barat sudah menemukan tujuh rangka manusia prasejarah dari lima kronologi (pertanggalan karob) yang meguatkan kesimpulan bahwa manusia pawon hidup pada era Pleistosen Akhir-Awal Holosen.

Baca Juga: Sate Makhluk Imut Ini Bisa Tingkatkan Vitalitas, Berani Coba?

Rangka pertama ditemukan September 2013 yang berumur 5.600 tahun lalu. Begitupun usia rangka kedua dan kelima pun sama. Rangka ketiga diperkirakan berusia 7.300 tahun lalu, rangka keempat berusia 9.500 tahun yang lalu, rangka keenam berusia 10.000 tahun lalu dan rangka ketujuh berusia 12.000 tahun lalu.

"Kerangka manusia yang sudah ditemukan ada 7, dari lapisan budaya yang berbeda di Gua Pawon. 7 Kerangka itu diklasifikasikan dari hasil penguburan langsung dan tidak langsung," ungkap Kepala Tim Arkeolog, Lutfi Yondri saat dihubungi Suara.com, Selasa (23/3/2021).

Dari ketujuh kerangka manusia prasejarah yang ditemukan, ada empat kerangka manusia yang masih utuh yakni rangka ketiga, keempat, keenam dan ketujuh. Kerangka itu disebut utuh jika dari rangkaian anatominya terdapat kepala, leher, tulang belakang, tangan hingga kaki.

"Tapi kalau utuh keras tidak karena semuanya kita temukan dalam keadaan sangat rapuh," tegasnya.

Pada umumnya, beber Yondri, manusia prasejarah yang ditemukan di Goa Pawon meninggal dalam posisi terbujur dan memanjang. Kemudian ada proses pelipatan sesuai ritual keagamaan pada masa itu.

Baca Juga: Rasanya Manis, Khasiatnya Bisa Bikin Tubuh Jreng

"Tujuannya untuk mengembalikan posisi suci seperti dalam rahim. Jadi sisa rangkanya ditemukan dalam keadaan tidak utuh akibat proses pelipatan," bebernya.

Para manusia prasejarah itu ada yang dikuburkan secara langsung dengan upacara kepercayaan tertentu, dengan proses pelipatan kerangka yang berlangsung cukup lama pada periode 7.500-12.000 tahun lalu.

Sementara penguburan tidak langsung, terang Yondri, dilakukan dengan mengembalikan bagian kerangka manusia pada masa itu, dengan ditemukannya bagian tubuh tengkorak dan rahang.

"Ada yang menarik pada masa penguburan tidak langsung, yaitu adanya pewarnaan merah pada bagian dalam dan luar tengkorak dan rahang dengan umur sekitar 5.600 tahun lalu," terangnya.

Temuan kerangka manusia prasejarah itu kini disimpan di Balai Arkeologi Jawa Barat. Tujuannya, untuk memudahkan ketika nantinya dibuatkan museum.

Yondri menjelaskan, penelitian yang dilakukannya bersama Tim Arkeolog sejak tahun 2003 untuk mendapatkan aspek ilmu pengetahuan perihal masa prasejarah dan melihat kehidupan budaya prasejarah sebelum Islam berkembang di Jawa Barat.

"Seperti kepercayaan agama di masa prasejarah, kehidupan Hindu-Budha di masa prasejarah sebelum Islam berkembang," jelasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More