Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 19 April 2021 | 17:18 WIB
Masjid Kuno Bondan diyakini dibangun dalam waktu semalam dan usianya lebih tua dari Kota Cirebon dan Indramayu.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

SuaraJabar.id - Nusantara di masa kini memiliki ratusan ribu masjid dengan berbagai corak dan bentuk yang unik. Pun selain itu memiliki kisah-kisah menarik di balik pembuatannya. Salah satunya Masjid Kuno Bondan yang berada di Desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu. Konon menurut hikayat, masjid tersebut dipercaya dibuat dalam waktu semalam, mirip kisah Candi Prambanan.

Tak hanya itu, dari informasi yang beredar, masjid tersebut berdiri sebelum adanya Kota Cirebon dan Indramayu. Saat mengunjungi masjid tersebut, bagiannya hanya memiliki dua bagian, yakni teras yang merupakan bangunan baru hasil renovasi serta bagian utama masjid.

Untuk bagian utama masjid, terbuat dari kayu jati, baik atap, dinding, hingga lantainya. Pun keunikan bagian utama masjid ini berbentuk panggung setinggi sekitar 50 sentimeter. Bagian masjid merupakan bagian yang masih asli sejak dibangun pada tahun 1414 Masehi.

Ukurannya cukup kecil, yakni hanya 9x9 meter. Sementara pada sisi kiri kanan dindingnya terdapat beberapa jendela sederhana berbentuk kotak dengan bagian sisi atasnya yang melengkung. Sementara di bagian depan masjid, terdapat sebuah jendela kecil yang berbentuk bintang.

Baca Juga: Ini Kisah Sultan Hadirin dan Masjid Wali Loram di Kabupaten Kudus

Selain itu, bagian utama ini mempunyai atap berbentuk limasan khas masjid kuno di Indonesia. Sementara bagian tengahnya terdapat semacam menara kecil berbentuk seperti ornamen kendi.

Juru Pelihara Masjid Kuno Bondan, Nudiyalis Sholat (26) mengatakan, masjid unik tersebut mempunyai banyak sebutan. Salah satunya Masjid Sapu Angin, karena terletak di Jalan Sapu Angin. Selain itu, masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Darus Sajidin Bondan Barat.

Dia menjelaskan, jika masjid tersebut dibangun Syekh Datul Kahfi atau yang familiar dikenal sebagai Syekh Nurjati pada tahun 1414 Masehi di bantaran Sungai Cimanuk.

Nudiyalis mengisahkan, masjid tersebut dibangun ketika wilayah Cirebon dan Indramayu belum terbentuk. Pasalnya, wilayah Cirebon atau Kesultanan Cirebon baru terbentuk pada tahun 1482 Masehi, yang sampai sekarang kerap diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Cirebon.

Sementara Indramayu pada tahun 1527 yang hingga kini kerap diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Indramayu.

Baca Juga: Masjid di Kota Kendari Ini Mirip Masjid Al Aqsa Palestina

"Sebelum ada Cirebon dan Indramayu, masjid ini sudah berdiri. Karena Syekh Datul Kahfi sendiri merupakan guru dari Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati, tokoh pendiri Cirebon," jelasnya kepada TIMES Indonesia-jaringan Suara.com pada Senin (19/4/2021).

Dia juga menjelaskan, penanda tahun pendirian, yakni 1414 Masehi terpampang pada salah satu kayu di atap masjid. Hal tersebut menunjukkan, bahwa wilayah Bondan Kecamatan Sukagumiwang sudah menjadi pusat penyebaran ajaran Islam yang dilakukan oleh Syekh Datul Kahfi.

Berdasarkan adanya tanda tersebut, diperkirakan jika wilayah Bondan dulunya masih termasuk dalam kekuasaan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Bahkan katanya, wilayah Bondan sempat menjadi tempat pertemuan antara Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang.

Dia juga menuturkan, jika kayu yang dipakai membangun Masjid Kuno Bondan diketahui sudah ada sekitar tahun 1300 Masehi. Hal tersebut disampaikannya berdasarkan sampel yang digunakan peneliti dalam menguji usia kayu.

"Kata beliau, bahkan tahun 1400-an itu masuk zamannya Syekh Alimudin, muridnya syekh Bayanillah atau Syekh Datul Kahfi, karena kayu pintu itu saat di uji laboratorium sudah ada sejak 1.300 Masehi," jelasnya.

Dia juga mengemukakan, menurut cerita, pembangunan masjid tersebut diselesaikan dalam waktu semalam dan keesokan harinya. Kemudian, Syekh Datul Kahfi membuat bedug dari kayu Sidaguri yang bila ditabuh bisa terdengar hingga Cirebon.

Sampai sekarang masjid tersebut dinamai Masjid Darus Sajidin Bondan (Masjid Kuno Bondan) dan masih difungsikan, namun bedugnya telah hilang entah ke mana.

Sampai saat ini, masjid tersebut mengalami renovasi sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 1965, 1979, dan 1992. Meski begitu, dia menyayangkan renovasi pada bagian depan atau teras masjid diubah total sehingga menghilangkan bentuk aslinya. Semula terasnya hanya kayu semua, kini menjadi bangunan tembok.

Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang jomplang pada masjid ini, karena pada bagian depannya merupakan bangunan baru dengan bahan dasar tembok beton, sementara bagian belakang atau utama masjid, semuanya terbuat dari kayu dan berbentuk panggung.

Meski begitu, dia mengatakan, jika Masjid Kuno Bondan sudah didaftarkan ke dalam salah satu cagar budaya nasional oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, sebelum bangunan utama masjid keburu dibongkar. Tujuannya agar bentuknya tetap terjaga.

"Kalau saya tidak keburu mendaftarkan, bangunan lama masjid akan dibongkar," jelasnya.

Load More