Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 02 Mei 2021 | 13:57 WIB
Studio Baru Radio Unasko di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki].

SuaraJabar.id - Sebagai kota kecil, periode tahun 1960-1980-an, tempat hiburan di Cimahi sangatlah minim. Namun ada satu objek hiburan yang sangat hits dan bersejarah pada masanya.

Bukan bioskop maupun klub malam, melainkan Radio Unasko yang sudah ada sejak era Orde Baru. Radio dengan kepanjangan Usaha Nasional Komersil itu lahir pada 1 Juli 1969.

Saat itu, Radio Unasko menjadi oase ditengah minimnya tempat hiburan di Kota Cimahi, yang masih masuk wilayah Kabupaten Bandung. Radio itu langsung mencuri hati pendengar sejak awal mengudara yang berada pada Frekuensi FM di 99,6 MHz.

Dengan genre musik pop, keroncong, sunda, rock, blues hingga country, Radio Unasko sangatlah memanjakan pendengar setianya dari mulai segmentasi anak-anak hingga lansia, yang mayoritas masyarakat kelas menengah ke bawah.

Baca Juga: Peringati Hari Buruh, SBSI DIY Soroti Perlindungan Pekerja di Masa Pandemi

Salah satu pelaku sejarah mengudaranya Radio Unasko adalah Olan Siswanto. Penyiar yang hits pada zamannya masih ingat betul masa kejayaan Radio Unasko. Saat itu, Radio mengudara sejak subuh hingga tengah malam.

Bukan hanya musik, ada juga program lainnya yang saat itu setia menemani pecinta radio. Seperti ceramah subuh, hingga dongeng.

"Baru antara jam 9 malam itu acara musik untuk anak muda sampai jam 12 malam," ucap Olan saat dihubungi, belum lama ini.

Olan bergabung tahun 1973 hingga tahun 1982. Ia pernah mencicipi peran sebagai penyiar, penanggung jawab program siaran, hingga manager.

Olan ingat bagaimana remaja Cimahi saat itu begitu gandrung berkirim salam dengan sejawat khas radio-radio hingga saat ini. Tentu dengan permintaan lagu khusus yang diminati. Mulai dari sesi bercerita hingga saling berkirim salam.

Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran, Kereta Lokal Bandung Raya Tetap Beroperasi

"Kalau kirim salam itu memang sangat terkenal, setiap hari ada yang antre, karena dulu belum pakai ponsel. Jadi harus menulis di kertas, langsung di kantor Radio Unasko," ujarnya.

Masa keemasan Radio Unasko terjadi pada periode tahun 1974-1990-an. Arah jangkauannya cenderung ke arah barat, seperti Cililin hingga perbatasan Cianjur dengan Kabupaten Bandung saat itu di Rajamandala, yang kini masuk daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Tahun 2004 atau tiga tahun setelah Cimahi menjadi kota mandiri, radio tersebut masih mengudara. Hanya memang pendengarnya sudah tak seperti dulu lagi.

"Akhirnya ada pihak yang akuisisi dan digabung dengan radio dari Jakarta. Jadi sebetulnya engga berhenti, tapi digabung dan berubah nama," katanya.

Setelah tak terdengar, kini Radio Unasko kembali mengudara ditangan Seno Brotokumo. Ia mengaktifkan kembali bendera Unasko sejak Januari 2021.

Rumah sederhana di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi Seno sulap menjadi sebuah studio radio. Sebagai warga lokal Cimahi, dirinya ingin membuat sesuatu yang membanggakan kota kecil ini.

Gayung bersambut saat kakaknya yang merupakan salah satu pendiri Unasko memintanya untuk mengaktifkan kembali Radio bersejarah itu.

Untuk menghidupkan kembali Radio Unasko, awalnya ada beberapa hal yang membuatnya sempat berpikir dua kali. Yakni dari sisi bisnis, mengingat tren pendengar radio saat ini sudah menurun.

"Tapi kan Unasko punya aset, yaitu pendengar yang zaman dulu. Kita optimalkan itu. Tapi karena zaman sudah berubah, kita buat radio biasa sama ada yang streamingnya. Frekuensinya tetap sama," tukasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More