Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 17 Mei 2021 | 15:00 WIB
ILUSTRASI. Anggota Satuan Tugas Jogo Tonggo saat memantau rumah karantina untuk warga yang nekat mudik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021).(ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

SuaraJabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan sejumlah tempat sebagai ruang karantina bagi pemudik yang lolos operasi penyekatan. Namun, hanya ada 7 orang pemudik yang memanfaatkan ruang karantina yang disediakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat melalui pemerintah desa/kelurahan.

Padahal, hampir setiap desa di Jawa Barat telah menyiapkan ruang karantina bagi pemudik Idul Fitri 1442 Hijriah yang lolos.

"Hingga 16 Mei 2021 pukul 13.18 WIB, DPM-Desa Jabar mencatat sebanyak 1.494 orang pemudik lolos. Dari jumlah tersebut, 1.487 orang di antaranya melakukan isolasi mandiri di rumah keluarga masing-masing, sedangkan tujuh orang diantaranya memanfaatkan ruang karantina yang disediakan oleh pemerintah desa," kata Kepala DPM-Desa Jabar Bambang Tirtoyuliono, di Bandung, Senin (17/5/2021).

Ketujuh orang tersebut empat orang di antaranya di Kota Bogor yang menempati Wisma BPKP Ciawi, dan tiga orang Kota Bekasi yang menempati Posko RW Kelurahan Jatiasih Kecamatan Jatiasih sementara yang dirujuk ke Rumah Sakit tidak ada.

Baca Juga: Selama Masa Larangan Mudik, Jutaan Warga Jakarta Bepergian ke Luar Kota

DPM-Desa Jabar melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penanganan pemudik Lebaran 2021 dengan sampling terhadap 40 desa/kelurahan atau dua desa/kelurahan di 20 kabupaten/kota di Jabar terkait jumlah pemudik yang lolos.

Untuk diketahui, selama peniadaan mudik berlangsung di 5.899 desa dan kelurahan di Jabar, terdapat posko mudik tingkat desa sebanyak 13.523 dan di tingkat
kelurahan sebanyak 2.789 posko.

Untuk ruang karantina, sebanyak 4.229 unit ruang karantina terdapat di desa dan 619 unit di kelurahan.

Kepala DPM-Desa Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan, jumlah tersebut belum bisa menjadi representasi secara keseluruhan karena masih ada tujuh kota/kabupaten yang belum melaporkan data terbarunya.

"Walaupun itu data bukan representasi tapi yang bisa diinformasikan bahwa upaya antisipasi pemerintah desa dan kelurahan cukup efektif," ujar Bambang.

Baca Juga: Syarat Masuk Lagi ke Jabodetabek saat Arus Balik Lebaran 2021

Sementara itu, lanjut Bambang, terkait dengan pemudik yang lebih memilih melakukan isolasi mandiri di luar ruang karantina, hal itu tak lepas dari pertimbangan Satgas COVID-19 tingkat desa maupun kelurahan serta tetap diawasi.

"Bersama petugas kesehatan mereka memastikan tempat isolasi mandiri pemudik tersebut itu benar-benar layak. Selain itu juga memastikan pemudik tersebut benar-benar sehat dengan menunjukkan surat negatif COVID-19," katanya.

Adapun ruang karantina disiapkan guna mengantisipasi pemudik yang membeludak dan tidak memiliki ruang isolasi yang layak.

"Meski diisolasi di luar ruang karantina, mereka wajib tidak melakukan interaksi atau melakukan isolasi mandiri selama lima hari berturut-turut," tutur Bambang.

Bambang menambahkan, dengan adanya ruang karantina yang disiapkan, merupakan bukti kesiapsiagaan satgas dalam mengantisipasi pemudik yang lolos.

"Mereka, satgas kelurahan dan desa tidak kenal waktu kerja. Kami apresiasi kelurahan dan desa tetap bertugas dalam rangka menekan angka COVID-19. Semoga upaya kita semua secara holistik dan komprehensif mampu menekan angka penyebaran COVID-19 di Jabar pada umumnya," katanya. [Antara]

Load More