Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 17 Mei 2021 | 15:47 WIB
Pengendara melintasi jembatan kayu milik perorangan di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Sejak pertama dioperasikan, pihak pengelola sudah menerapkan tarif bagi kendaraan sepeda motor. Untuk Jembatan Bucin dan Surapatin di Tarif Rp 5.000 dan Rp 2.000 untuk sepeda biasa. Sementara Jembatan Jubang dan Jembatan Sasak Bodas Rp 2.000 per sepeda motor.

"Untuk anak sekolah sama pejalan kaki gratis. Pegawai desa, guru, Puskesmas hanya sekali bayar jadi atau sejalan," terang Abdul.

Dari usaha penyebrangan tersebut, ungkap Abdul Gofur, penghasilan yang didapatnya dari semua jembatan penyebrangan mencapai Rp 100 juta setiap bulannya.

Artinya, dalam setahun dari keempat jembatan penyebrangan Itu bisa dihasilkan Rp 1,2 miliar. Penghasilan dari setiap Jembatan dan perbulannya pun bervariatif sebab tergantung kendaraan yang lewat.

Baca Juga: Transera Waterpark dan Jembatan Cinta Tarumajaya Ditutup Sementara

Menghantikan Moda Transportasi Perahu

Abdul Gofur mengatakan, keberadaan jembatan-jembatan yang dikelolanya sangat membantu mobilitas masyarakat untuk berbagai kegiatan. Dari mulai kegiatan ekonomi hingga sekolah.

Sebelum adanya jembatan, masyarakat biasanya menggunakan jasa perahu untuk menyebrang dengan tarif Rp 25.000 per sepeda motor.

"Dulunya kan masyarakat pakai perahu. Tapi kita juga kasih kompensasi ke pemilik perahunya dengan keberadaan jembatan ini," ujarnya.

Keberadaan jembatan ini pun selalu memberikan uang kas kepada desa per bulan untuk Desa Cipeundeuy, Desa Cangkorah, dan untuk Desa Pangauban dan Girimukti.

Baca Juga: Berkah Lebaran, Usaha "Nyonya Kue Cimahi" Raup Omzet Rp 250 Juta

"Selain itu kan bisa dimanfaatkan juga oleh warga sekitar untuk membuat warung misalnya. Jadi manfaatnya sangat banyak," tukasnya.

Load More