SuaraJabar.id - Beberapa warga Cianjur yang tinggal di Malaysia harus mengikuti kebijakan lockdown yang diberlakukan Negeri Jiran untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Lockdown di Malaysian berlaku mulai 1 hingga 14 Juni 2021. Selama masa itu, Warga Negara Indonesia yang tinggal di sana wajib mengikuti kebijakan lock down yang diberlakukan Pemerintah Malaysia.
Seperti yang dialami Mahasiswa Albukhary International University (AIU) Malaysia, Siti Ayu Rachmi Latifah (21). Ia menceritakan pengalamannya menjalani lockdown di Malaysia.
“Semua pusat perbelanjaan tutup. Kecuali beberapa sektor penting yang diperlukan, semua warga harus berdiam diri di rumah dan tidak boleh berpergian kemana pun,” kata dia kepada Cianjur Today-jejaring Suara.com, Selasa (1/6/2021).
Semua mahasiswa Indonesia termasuk dirinya, khususnya di kampus AIU tidak diperbolehkan untuk menginjakkan kaki selangkah pun dari wilayah kampus untuk alasan apapun.
“Hal ini sudah diberitakan sejak beberapa hari sebelumnya, jadi semua mahasiswa yang tinggal di asrama bisa persiapan dan membeli keperluan semasa lockdown. Selain itu, semua sekolah tutup dan kegiatan belajar mengajar juga kini secara daring,” ungkapnya.
Proses belajar seluruh mahasiswa, lanjutnya, memang jadi sangat terhambat. Sebab, kegiatan belajar harus dilaksanakan secara online.
“Personally, aku ngerasa sedikit kesulitan kalau harus online, soalnya kita kan ada praktek juga. Pergi ke studio untuk project dan lain hal, tapi semua terhambat karena lockdown ini,” jelas dia.
Mungkin, kata dia, sebagian mahasiswa Indonesia di Malaysia merasakan hal yang sama, bagaimana sulitnya ketika proses belajar harus full online.
Baca Juga: Satu RT di Bambu Apus Belum Diberlakukan Micro Lockdown, Ini Alasan Camat
“Lockdown ini juga menghambat keberangkatan mahasiswa baru asal Indonesia, jadwal keberangkan terus tertunda, dan harus melaksanakan kuliah daring dari rumah,” paparnya.
Perempuan yang akrab disapa Ayu Rachmi ini menjelaskan, setelah Malaysia berjibaku dengan Covid-19, peraturan di Negeri Jiran kini memang lebih ketat bagi warganya.
“Terutama di saat lockdown seperti ini, kebijakan baru banyak bermunculan dan menjadi lebih ketat,” jelasnya.
Ia menyebut, denda yang sangat besar akan diberikan bagi siapa saja yang melanggar kebijakan pemerintah.
“Di masa lockdown, jalanan menjadi sangat sepi, tidak banyak kendaraan yang melintas, dan banyak tentara yang berjaga di semua sudut kota,” tuturnya.
Mengenai Vaksin Covid-19, ujar Rachmi, para pelajar asing termasuk dari Indonesia mendapatkan vaksin dari pemerintah Malaysia secara gratis.
“Tetapi, pemberian vaksin ini akan diutamakan dulu bagi warga negara Malaysia, dan nanti warga negara asing menyusul,” kata dia.
Ia bersama mahasiswa lainnya sudah bisa mendaftar di aplikasi yang disediakan pemerintah Malaysia untuk mendaftar antrean vaksin Covid-19.
“Walau kami tahu ini akan berlangsung lama, tapi kami sangat mengapresiasi pemerintah Malaysia untuk penanganan Covid-19 terhadap WNA di Malaysia,” sebutnya.
Ia berharap, semua warga dapat mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Malaysia, demi meredam lonjakan kasus Covid-19 yang semakin hari semakin naik.
“Selain itu, sebagai pelajar, saya pribadi sangat berharap jika semua sudah stabil lagi nanti, kami bisa belajar secara face-to-face agar proses belajar semakin maksimal,” bebernya.
Senada, Warga Negara Indonesia (WNI) asal Cianjur, Aay (33) pun mengungkapkan hal yang sama. Ia yang kini tengah ikut bersama sang suami yang bekerja di salah satu perusahaan di Malaysia menceritakan pengalaman lockdown nasional yang sudah diberlakukan pemerintah Malaysia.
“Sejak Sabtu kemarin, suasana lockdown memang sudah terasa sangat ketat. Banyak antrean sejumlah di sejumlah pusat perbelanjaan. Suasana jalanan juga sangat sepi,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan, di apartemen tempat ia tinggal di daerah Petailing Jaya, bahkan ada penghuni yang terpapar Covid-19.
“Sejak itu, pengetatan sudah mulai berlaku. Semua penghuni apart mendapatkan pemberitahuan agar tidak pergi kemana pun. Karena fasilitas seperti gym, kolam renang, arena bermain, perpustakaan, karaoke, tempat barbeque, hingga arena billiard semua ditutup. Pihak management pun langsung melakukan penyemprotan di semua sudut bangunan,” bebernya.
Selain itu, pemberlakuan Work From Home (WFH) pun mulai kembali berlaku, agar bisa menurunkan mobilitas serta aktivitas warga. Bahkan, lanjutnya, sejumlah petugas keamanan terlihat berjaga di beberapa lokasi, agar tidak ada warga yang nekat berkeliaran.
“Kami ikut instruksi pemerintah saja. Semoga Covid-19 di Malaysia segera mereda, agar aktivitas bisa kembali normal,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Beda Harga iPhone 17 di Indonesia, Malaysia dan Singapura
-
Heboh Publik Bandingkan Pajak Kendaraan RI vs Malaysia, NMAX di Sini Bisa Buat Bayar 6 Tahun!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Rekap Hasil Tim ASEAN di FIFA Matchday September: Malaysia Lebih Apik dari Timnas Indonesia
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
DANA Kaget! Link Terbaru Spesial Warga Jawa Barat, Amankan Uang Gratis Sekarang
-
Waspada! BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Angin Kencang 'Kepung' Jawa Barat Sepekan ke Depan
-
4 Fakta Miris di Balik Korupsi Berjamaah Dana Desa Rp2,6 Miliar di Bekasi
-
Bancakan Dana Desa: Kades, Sekdes Hingga Pengusaha Jadi Tersangka Korupsi Rp2,6 Miliar di Bekasi
-
Pandawara Group Pamer Perahu Canggih, Netizen Sindir Pemerintah: Harusnya Jadi Menteri!