SuaraJabar.id - Sudah 12 tahun lamanya warga Desa Tenjolaya, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi harus bertaruh nyawa untuk menyebrangi derasnya Sungai Cikidang.
Kondisi ini disebabkan kondisi desa mereka yang terisolir. Akses melintasi sungai Cikidang adalah jalan utama warga Tenjolaut menuju Desa Hegarmulya dan jalur tercepat mencapai pusat pemerintah Kecamatan Cidolog.
Jarak dari Desa Tenjolaut ke Desa Hegarmulya sekitar 3 kilometer, sedangkan ke kantor Kecamatan Cidadap sekitar 15 kilometer. Untuk menuju wilayah tersebut warga hanya bisa menyebrangi Sungai Cikidang.
Kebutuhan jembatan pernah disurvei oleh pemerintah namun hingga kini belum ada realisasi. Baru pada Kamis (25/6/2021) tim Jabar Quick Response datang untuk merencanakan pembangunan jembatan gantung.
Baca Juga: Cuma Ada di Nangela Sukabumi, Ojek Motor Angkut Motor
Ada 1600 jiwa penduduk Tenjolaut yang setiap akan beraktivitas ke luar selalu berdebar-debar karena harus melintasi derasnya sungai Cikidang. Tak hanya membawa hasil panen karena mayoritas penduduknya petani, akses pendidikan dan kesehatan pun harus melalui jalur tersebut.
Tenjolaut adalah pemekaran dari Desa Hegarmulya pada tahun 2012.
"Sejak berdirinya Desa Tenjolaut, hingga sekarang belum ada jembatan diatas Sungai Cikidang. Dulu memang ada jembatan kecil dari cor beton dibangun pada tahun 2008 -2009, saat itu masih Hegarmulya, " kata Kepala Desa Tenjolaut, Soleh kepada Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Kamis (24/6/2021).
Namun jembatan tersebut tidak lama bertahan, tegas Soleh, umurnya hanya satu tahun, tiangnya hanyut dan jembatan hancur terbawa air sungai yang meluap.
"Hingga saat ini belum ada jembatan lagi, warga terpaksa turun ke sungai untuk menyebrang. Kami beranggapan kalau dibangun alakadarnya percuma, pasti akan hanyut lagi oleh air karena dasar sungainya batu cadas," beber Soleh.
Baca Juga: Astagfirullah, Perahu Berbendera Palestina Karam di Laut Selatan Sukabumi
Untuk itu Pemdes Tenjolaut berharap dapat dibangun jembatan permanen karena jalan tersebut merupakan jalan utama desa. Pemerintah merespon keinginan tersebut dengan mengirim tim untuk melakukan survei ke lokasi.
Berita Terkait
-
Benarkah Pemain Korea Utara U-17 Gacor Bantai Timnas Indonesia karena Takut Dieksekusi Kim Jong Un?
-
Nyalakan Sirine Darurat, Sopir Ambulans Bukan Bawa Pasien Tapi Warga yang Ingin Wisata ke Sukabumi
-
7 Makanan Lebaran Khas Sukabumi yang Bikin Kangen saat Lebaran Tiba
-
Ramadan Penuh Berkah, Cleanermasjid & Driver ShopeeFood Kompak Bantu Masjid
-
Tanah Bergerak Guncang Bandung, 20 Rumah Rusak
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
Terkini
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura
-
Bersinergi dengan BPKH dan Kemenag, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
Direktur Utama BRI Hery Gunardi Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Punya Berbagai Karir Cemerlang