SuaraJabar.id - Asep Muhamad Rahman Soleh, 39, masih ingat betul ketika pertama kali membawa pasien yang terinfeksi COVID-19. Ketika itu, virus tersebut mulai menginfeksi warga Kota Cimahi.
Menggunakan ambulans yang setia menemaninya sejak tahun 2011, warga Kampung Cisangkan Girang, RT 04/10, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi itu merujuk pasien ke pusat isolasi BPSDM Jabar.
Ketika itu Asep tidak hanya dituntut jago mengemudi, ia juga harus memiliki mental kuat, ditambah bayang-bayang infeksi virus corona jenis. Juga harus menggunakan Alat Pelindung Dkri (APD) secara lengkap disertai bekal atau cara memperlakukan pasien yang secara khusus itu.
"Pertama merujuk pasien itu Maret 2020 ke BPSDM," ucap Asep kepada Suara.com, belum lama ini.
Ketika itu, hanya Asep dan temannya bernama Ridwan yang bertugas membawa pasien COVID-19 se-Kota Cimahi. Kemudian selang sebulan kasus yang terkonfirmasi positif di Kota Cimahi pun semakin membeludak.
Sehingga kebijakan baru pun dibuat, dimana pasien khusus yang terinfeksi virus korona harus dirujuk sopir ambulan Puskesmas masing-masing. Saat itu Asep ditugasi untuk meng-cover Puskesmas yang tidak memiliki sopir ambulan.
"Waktu lagi-rame-ramenya saya setiap hari merujuk 4-6 pasien. Kebetulan saya hanya antar pasien, bukan jenazahnya," ujar Asep.
Diakuinya berhadapan dengan pasien COVID-19 haruslah memiliki mental yang kuat, sebab bhkan hanya bahaya jalanan yang mengintai, melainkan juga risiko tertular virusnya pun cukup besar.
Namun dengan niat ibadah dan mengikuti protokol kesehatan yang dilengkapi APD, Asep meyakini akan terhindar dari COVID-19. Ia tetap ikhlas dan selalu siap dengan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Sumut Bertambah 1.276 dalam Sehari
"Alhamdulillah belum pernah dan jangan sampai tertular," tuturnya.
Asep sendiri punya pengalaman aneh ketika membawa pasien, namun hatinya tak mendukukung. Kondisi itu dialaminya ketika awal menjadi sopir ambulan. Hatinya selalu berontak membawa pasien.
Selalu saja ada kejadian yang janggal. Seperti ban selalu bocor, terkadang lampu kendaraan menyala sendiri hingga mobil yang dibawanya terasa lebih berat dari jasanya.
"Setelah kejadian itu, saya niat bawa pasien ini untuk ibadah. Makannya sekarang mau malam atau subuh juga saya Insya Alloh siap merujuk," sebut Asep.
Ia sendiri pertama kali menjadi sopir ambulan tahun 2011 ketika ada informasi lowongan di Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Ia ditugasi menjadi sopir ambulan di Puskesmas Padasuka. Ia berstatus Tenaga Harian Lepas (THL).
Asep pun harus beradaptasi dengan mobil ambulan, yang tentunya memiliki adrenalin berbeda dengan kendaraan biasa. Awalnya ia gugup, sebab nyawa pasien seolah berasa dibawah kendalinya saat pertama kali merujuk.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami
-
Warisan Proyek Mangkrak di Meja Dedi Mulyadi, Sanggupkah Akhiri Kutukan 10 Tahun TPPAS Lulut Nambo?