Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 27 Juli 2021 | 16:37 WIB
Warga memrotes penamaan Jalan ASN di Kampung Pasirkalapa, Desa Mayak, Cibeber. [Foto: Riski Maulana/cianjurtoday.com]

SuaraJabar.id - Warga Kampung Pasirkelapa Desa Mayak Kecamatan Cibeber, Kabuapten Cianjur meradang. Mereka memrotes kebijakan pemerintah kabupaten setempat yang mengganti nama jalan, tanpa adanya sosialisasi dan kesepakatan dengan warga setempat.

Menurut warga, nama jalan yang saat ini bernama ASN, tidak memiliki kedekatan dengan kedaerahan dan juga nilai sejarah wilayah. Apalagi jalan tersebut menghubungkan antara Desa Mayak dan Desa Sukaraharja.

Tokoh masyarakat Desa Sukaraharja Apan Jajuli (70) mengemukakan, sejak lama warga tidak menyetujui nama Jalan ASN lantaran tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

“Sejarahnya dulu itu yang pertama membangun jalan ini adalah ulama bernama KH Aang Nuh Gentur dan Mama Zakaria Balengbeng. Jalan dibangun sebagai akses pengajian, kemudian menjadi tempat ziarah Mama Zakaria oleh sejumlah umat muslim di Cianjur,” tuturnya kepada Cianjur Today-jaringan Suara.com pada Selasa (27/7/2021).

Baca Juga: Nilai WFH Tak Efektif, Bupati Cianjur Perintahkan ASN Kembali Ngantor

Apan mengemukakan, warga banyak yang menghendaki nama jalan tersebut ke yang lama, yakni Jalan Pajaratan Balengbeng.

“Inginnya nama Jalan ASN tersebut dikembalikan ke nama jalan yang dulu, yaitu Pajaratan Balengbeng. Karena bukan hanya warga yang keberatan, tetapi juga keluarga ulama yang membangun jalan ini kerap mempertanyakan perubahan nama jalan tersebut,” terangnya.

Senada dengan Apan, Warga Desa Sukaraharja, Ilham (40) mengaku, turut berjuang dalam upaya pembangunan jalan tersebut.

“Dulu saya yang mengajukan pembangunan jalan itu dengan membuat proposal pada masa pimpinan Bupati Irvan Rivano Muchtar dan alhamdulillah pada 2019 akhirnya diperbaiki. Namun memang, ketika peresmian jalan, para tokoh masyarakat tidak dilibatkan dalam hal penamaan jalan itu,” ujarnya.

Dia mengemukakan, instansi terkait seharusnya menamakan jalan sesuai dengan asal-usul dan histori kewilayahan.

“Bisa saja kan dinamakan Jalan Aang Nuh atau Mama Zakaria sebagai penghormatan kepada para ulama yang berjasa membangun daerah ini pada zaman dahulu,” ucapnya.

Baca Juga: Ibu Hamil Cianjur Meninggal Dunia Sesak Nafas karena Tak Dapat Oksigen

Bahkan, dia mengaku, selama ini tidak tahu harus mengadukan ke mana terkait protes warga terkait penamaan Jalan ASN.

“Saya bingung harus ngadu ke siapa, banyak protes dari masyarakat tentang nama jalan ini ke saya,” jelasnya.

Sementara itu, saat dihubungi Cianjurtoday, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum memberikan komentar apapun terkait penamaan Jalan ASN di Kecamatan Cibeber itu.

Load More