SuaraJabar.id - Para pekerja di sektor pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dibuat nelangsa sejak COVID-19 mewabah tahun lalu. Khususnya mereka yang dibayar harian.
Mewabahnya virus Corona sejak tahun lalu berdampak luar biasa terhadap sektor pariwisata. Lebih dari sekali objek wisata harus ditutup. Termasuk saat ini ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 diterapkan.
Desi Alipianti (20), salah seorang pekerjaan di objek wisata kawasan Lembang mengaku nyaris sebulan dirumahkan lantaran objek wisata tempatnya bekerja harus ditutup sejak 3 Juli lalu. Ia pun otomatis tak mendapat upah.
"Karena PPKM saya tidak bekerja selama sebulan, alhasil saya tidak dapat gaji. Saya karyawan kontrak atau casual jadi di bayar harian," ungkap Desi kepada Suara.com, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga: 78 Perusahaan di Jakbar Langgar Aturan PPKM Darurat, Ini Rincian Pelanggarannya
Imbasnya, untuk kebutuhan sehari-hari Desi tak jarang mengandalkan orang tuanya yang juga bekerja di objek wisata meskipun sama-sama terdampak.
Hanya saja ayahnya sedikit lebih beruntung sebab masih mendapatkan upah 25 persen.
Desi bekerja di salah satu objek wisata di kawasan Lembang sejak tahun 2018. Ketika tengah menikmati pekerjaannya dan menikmati hasil dari keringatnya sendiri, pandemi COVID-19 pun muncul.
Menurutnya, sudah sekitar empat kali objek wisata di Lembang harus ditutup lantaran kondisi penularan virus korona yang tak kunjung mereda. Karyawan terpaksa dirumahkan ketika objek wisata ditutup.
Ketika objek wisata beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan ketat, ritme kerjanya pun tak kunjung membaik.
Baca Juga: Ciri-ciri Karyawan Dapat Bantuan Subsidi Upah BSU BPJS Rp 1,2 Juta, Apakah Ada Nama Anda?
Dalam sebulan, rata-rata Desi hanya ke bagian bekerja 6-8 kali sebab harus bergantian dengan karyawan lainnya.
"Iya sedih, mau gimana lagi. Pokoknya per bulan paling banyak cuma 6-8 hari, kadang pernah sbulan juga cuma 2 hari kerja," ungkap Desi.
Di saat penghasilannya cukup terdampak, bantuan yang diterima pun hanya dirasakan Desi sekali. Dirinya berharap kondisi ini segera membaik, sehingga bisa bekerja normal seperti dulu lagi.
Hal serupa dirasakan Syarifudin (34). Dengan sistem upah harian, ia otomatis tak bisa memberikan nafkah terhadap istri dan kedua anaknya. Sebab selama objek wisata ditutup, ia pun lebih banyak dirumahkan.
"Paling seminggu itu 1 kali kerja, kadang setengah hari. Iya di bayarnya sesuai masuk kerja aja," ujarnya.
Untuk bertahan menghidupi keluarganya, kini ia terpaksa harus mengandalkan istri tercintanya yang menyediakan bahan kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kemudian di saat gak ada penghasilan gini, harus pintar menata pola sama gaya hidup untuk bisa survive," ujar Syarifudin.
Keduanya berharap objek wisata segera dibuka kembali sehingga bisa bekerja dan mendapat penghasilan. Selain itu, mereka berharap bantuan yang sudah diumbar pemerintah segera direalisasikan.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, David Oot mengatakan, berdasarkan petunjuk dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), bantuan untuk pekerjaan di sektor pariwisata akan dicairkan dalam waktu dekat ini.
Khusus di sektor pariwisata seperti perhotelan, restoran dan objek wisata, pihaknya sudah mengajukan sebanyak 1.714 orang untuk mendapatkan bantuan tersebut.
"Mudah-mudahan Agustus juknis. Data yang sudah saya kumpulan ada 1.713 orang khsusu pariwisata," pungkasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Murka Puan Maharani Soal Aksi Mesum Dokter Priguna: Pengkhianatan Serius Terhadap Etika Kemanusiaan!
-
5 Tempat Wisata di Rantau Prapat untuk Liburan dan Wisata Air yang Kids Friendly
-
Warganet Tanya Soal Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor, Kang Dedi Mulyadi Samakan Dengan Nabi
-
Perkosa Wanita usai Dibius, Kegiatan PPDS Anestesi di RSHS Disetop Imbas Kasus Cabul Dokter Priguna
-
Dokter Residensi Bandung Perkosa Pasien: Visum Ungkap Fakta Mencengangkan!
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR