SuaraJabar.id - Dewan (52) warga Banjaran, Kabupaten Bandung mungkin tak 10 kilogram bahan baku kerupuk kulit atau dorokdok yang ia beli dengan harga Rp 1.000 per kilogram pada tahun 1995 lalu bakal membawanya meraih omzet puluhan juta per bulan pada saat ini.
Jika dihitung-hitung, Dewan hanya mengeluarkan modal awal Rp 10.000 pada saat pertama kali mencoba peruntungan di bisnis dorokdok.
Tak harus memiliki modal besar. Namun dengan ketekunan, usahanya bisa terus berkembang hingga seperti sekaran ini.
Dewan merupakan perajin kerupuk dorokdok di Kampung Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Keluarga Dewan sejak puluhan tahun lalu memang sudah bergerak dalam memproduksi kerupuk, namun masih dalam skala kecil.
"Awalnya membuat kerupuk awut, baru membuat kerupuk dorokdok itu tahun 1995," ujar Dawan, Selasa (27/7/2021).
Bahan baku kulit sebanyak 10 Kg yang dibeli dari Garut tersebut kemudian diolah menjadi kerupuk dorokdok. Modal terus ditambah hingga produksi pun bertambah.
Krisis moneter pada 1998 menjadi berkah tersendiri bagi Dewan. Pada waktu itu, karena harga kulit yang naik, membuat para tetangganya menghentikan produksi kerupuk dorokdok, karena tidak mau berspekulasi.
"Waktu krisis moneter 1998, saya berani menaikkan harga dari semula Rp 50 per bungkus menjadi Rp 100 per bungkus. Yang lain pada memilih tidak jualan karena takut dorokdok tidak ada yang membeli," ujarnya.
Baca Juga: Telemedicine Tak Jangkau Seluruh Warga, Wakca Balaka Desak Pemprov Jabar Lakukan Ini
Karena tetangganya yang sebagian besar sama memproduksi kurupuk dorokdok berhenti produksi, kerupuk dorokdok Dewan menjadi kebanjiran pesanan. Bahkan dalam sehari bisa mengolah 2 kuintal bahan baku.
"Jadi untung besar waktu itu," katanya.
Dari keuntungan waktu krisis moneter tersebut, membuat Dewan memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya.
Walaupun tidak kebanjiran pesanan seperti dulu, kini setiap bulan Dewan masih bisa mendapat omzet dari bisnis kerupuk dorokdok sampai puluhan juta rupiah.
"Sekarang setiap pekan paling bisa menjual 2-3 kuintal. Setiap kuintalnya bisa menghasilkan Rp8 juta-Rp9 juta," tutupnya.
Berita Terkait
-
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Daftar Jadi Calon Ketua Asprov PSSI Jabar
-
Persib Tendang Wiliam Marcilio, Umuh Muchtar: Saya Manut dengan Bojan Hodak
-
Kondisi Bugar, Frans Putros Siap Hadapi Borneo FC
-
Wiliam Marcilio Absen Latihan, Igor Tolic: Urusan Manajemen!
-
Pelatih Persib Akui Mulai Ketar-ketir Melihat Persija
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
Dedi Mulyadi Tancap Gas Pulihkan Citarum dan Infrastruktur Jabar di 2026
-
Lewat Tim Elang Relawan BRI, BRI Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumatra
-
Jalan Pasir Koja Bandung Mencekam! Dua Kelompok Bentrok Diduga Rebutan Lahan
-
Dapat Dukungan Pemerintah Canada, IPB University Jawab Krisis Iklim
-
Kecelakaan Ganda di Tol Cisumdawu, Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Sebenarnya