Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 06 Agustus 2021 | 19:00 WIB
ILUSTRASI- Kawasan wisata Kawah Putih di Ciwidey, Kabupaten Bandung. [Antara]

SuaraJabar.id - Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak bagi para pelaku bisnis pariwisata. Adanya sejumlah pembatasan membuat kunjungan wisata menurun drastis.

Seperti yang terjadi di kawasan wisata Ciwidey, Kabupaten Bandung. Beberapa objek wisata yang ada di kawasan itu sering kali sepi selama pandemi. Terlebih saat PPKM, objek wisata ditutup dan tidak bisa menerima kunjungan.

Hal ini berdampak pada beberapa sektor yang mengandalkan pemasukan dari kunjungan wisatawan, penginapan misalnya.

Pemilik sebuah penginapan di Ciwidey bahkan terpaksa menjual pengiapan miliknya karena sudah tak kuat menanggung beban.

Baca Juga: Viral Petani Jadikan Bunga Makanan Sapi karena Tak Laku, Begini Kondisinya Sekarang

Salah satu penginapan yang akan dijual pemiliknya adalah Pondok Gembyang, Rancabali, Kabupaten Bandung. Pemiliknya berniat menjual aset paling berharganya karena kehabisan modal.

Padahal Pondok Gembyang merupakan penginapan yang sudah eksis lama di Kawasan Wisata Ciwidey. Penginapan tersebut telah berdiri sejak 1995 silam.

"Pariwisata tutup. Sudah beberapa bulan ini tidak ada pemasukan. Tidak ada tamu, sementara listrik, pajak dan lainnya harus tetap dibayarkan," ujar pengelola Pondok Gembyang, Yanuar Ahmad Safari, kepada Ayobandung.com-jejaring Suara.com, Jumat (6/8/2021).

Sejak pandemi Covid-19, Kawasan Wisata Ciwidey kekurangan wisatawan yang berdampak pada usaha sektor perhotelan. Kondisi diperparah sejak adanya penutupan objek wisata; dan mengakibatkan pengusaha hotel harus menyerah untuk menutupi kebutuhan operasional.

Untuk menutupi biaya operasional, pengelola Pondok Gembyang sampai dipaksa menjual sejumlah aset pribadi. bahkan untuk menggaji karyawan Yanuar mesti menjual mobil.

Baca Juga: Innalillahi, Kurir Tewas Jatuh ke Sumur saat Antarkan Paket ke Rumah Pelanggan

Karena kondisi keuangan terus memburuk, dari 12 karyawan kini hanya ada 2 karyawan yang tetap diperkerjakan untuk menjaga hotel sampai ada orang yang mau membeli.

"Mau dijual Rp 11 miliar. Itu termasuk seluruh fasilitasnya. Yang nawar sudah ada, tapi mungkin pembeli juga mikir lagi, keadaan begini mau bagaimana, belum stabil. Jadi orang yang mau beli bingung, ke depannya bagaimana, PPKM mau lanjut atau bagaimana, masih pada bingung," katanya.

Sebelum mengambil keputusan menjual Pondok Gembyang, ia pernah berpikir untuk mengajukan kredit.

Namun dengan kondisi seperti sekarang, meminjam uang ke bank bukan solusi tepat, sehingga menjualnya menjadi opsi terbaik.

Load More