Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 12 Agustus 2021 | 15:34 WIB
Ilustrasi prostitusi [Batamnews]

SuaraJabar.id - Amoy, seorang korban perdagangan orang yang kasusnya kini ditangani Polres Tasikmalaya tak menyiakan kesempatan ketika bertemu istri Wakil Gubernur Jawa Barat Lina Ruzhanul Ulum.

Sambil meneteskan air mata, Amoy curhat pada Lina mengenai alasan mengapa mereka bisa sampai terjerumus ke dunia prostitusi.

"Saya begini bukan tidak malu bu, saya malu kalau sudah menjadi tontonan begini. Tapi saya harus bagaimana lagi, keluarga saya ekonominya sulit bu," ujar Amoy di Polres Tasikmalaya, Rabu (11/8/2021).

Amoy dan semua para korban pun berharap kepada pemerintah agar mencari solusi untuk kelanjutan hidup mereka ke depan. Karena kebutuhan hidup ia dan keluarganya di kampung harus terpenuhi setiap hari.

Baca Juga: Berlibur ke Puncak Wajib Coba Kuliner di The Lake House Bogor

“Kami mah ingin ada solusinya dari ibu, kami harus tetap memenuhi kebutuhan keluarga di kampung bu,” tambah Amoy.

Sementara itu, Lina Ruzhanul Ulum mengatakan, untuk menjawab semua harapan para korban, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memberikan pelatihan keterampilan untuk korban.

Namun untuk langkah awal, kata Lina, pihaknya akan berupaya memulihkan trauma korban dengan pendampingan psikologis.

“Saya datang ke sini, atas informasi dari kepolisian dan KPAID. Kasian mereka, harus benar benar kita perhatikan. Kami akan beri keterampilan agar mereka bisa tetap berkarya dan bisa menjadi jalan untuk memunuhi kebutuhan hidup mereka," ucap Lina.

Lina menambahkan, selanjutnya para korban ini akan dikembalikan kepada keluarga mereka di wilayah Cianjur, Sukabumi dan Bandung Barat.

Baca Juga: Dear Wisatawan, Mau ke Puncak Bogor Tidak Bawa Surat Vaksin Akan Diputar Balik

Sementara untuk korban berinisial RR yang merupakan anak di bawah umur, sudah kembali dikembalikan ke pangkuan keluarga.

“Kita akan pulangkan mereka ke orang tua di kampung, sambil kita terus lakukan pendampingan dan pemantauan," ucap Lina.

Sebelumnya diberitakan, perdagangan orang untuk kepentingan komersialisasi seks yang diungkap Polres Tasikmalaya menguak fakta peran masing-masing pelaku yang berjumlah 4 orang yakni Kamaludin (22) warga Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, Luki (22) warga Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, Ari (28) warga Kabupaten Sukabumi dan Seli (21) warga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.

Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyantono melalui Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP. Hario Prasetyo Seno mengungkapkan, 4 pelaku merupakan sindikat perdagangan anak yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun.

Masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Hario memaparkan, Seli (21) warga Kecamatan Sawalu Kabupaten Tasikmalaya berperan sebagai perekrut korban.

Seli mengajak anak anak remaja usia 22 – 30 tahun untuk bekerja sebagai pelayan disebuah rumah makan di puncak Bogor. Sasaran Seli, yakni remaja yang tidak punya pekerjaan tetap.

“Namun saat berada di puncak, si korban ini ditawari melayani tamu. Perekrutnya perempuan karena mungkin lebih bisa merayu korban," ucap Hario, Rabu (11/8/2021).

Load More