SuaraJabar.id - Usaha jasa boga atau katering merupakan sektor yang paling terdampak selama masa PPKM yang mulai diterapkan sejak 3 juli 2021 lalu.
Di Kota bandung misalnya, para pengusaha bisnis katering bisa kehilangan omzet sebesar 100 persen selama masa PPKM.
Hal ini dibenarkan Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro dan Fasilitasi Dinas KUMKM Kota Bandung, Nuri Nuraeni.
Ia mengatakan jika UMKM sektor lainnya mengalami penurunan omzet mulai dari 60 persen hingga 90 persen, jasa katering tersebut mengalami penurunan sampai 100 persen.
"Karena kegiatannya pernikahan itu selama PPKM tidak diperbolehkan, kegiatan menimbulkan kerumunan orang," kata Nuri, Kamis (26/8/2021) dikutip dari Antara.
Menurutnya selama PPKM ini pihaknya telah melakukan survei kepada 540 pelaku berbagai jenis UMKM. Hasilnya, kata dia, para pelaku UMKM yang biasa mendapat omzet Rp 10-15 juta per bulan, kini rata-rata hanya mendapat omzet Rp 400 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Menurutnya pihak Dinas KUMKM pun terus melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM yang terdampak. Namun di saat pandemi ini, menurutnya pendampingan dilakukan secara daring.
"Jadi dilihat permasalahannya, karena pendamping UMKM itu sebagai konsultan yang memberikan fasilitasi akses-akses yang diperlukan untuk usaha yang didampingi," katanya.
Di sisi lain, menurutnya di masa PPKM ini ada beberapa jenis usaha yang omzetnya melonjak drastis. Di antaranya, kata Nuri, yakni bisnis minuman jamu, dan produk madu.
Baca Juga: Ungkap Misteri Penghuni Gorong-gorong, Wakil Wali Kota Bandung Perintahkan Ini
"Karena tingginya penderita COVID-19 kemarin-kemarin, itu jadi semakin banyak yang membutuhkan minuman itu, Alhamudlillah kalau untuk itu, bahkan banyak yang naik omsetnya lebih dari 100 persen," kata Nuri.
Untuk itu, ia pun yakin para UMKM yang kini mengalami keterpurukan di bidang bisnis dapat tetap melanjutkan bisnisnya dengan berbagai strategi setelah diberi pembinaan.
Pasalnya, kata dia, tak jarang UMKM kini merubah bisnisnya menjadi bisnis yang produknya kini lebih dibutuhkan oleh masyarakat.
"Mereka ada yang cerdas juga, karena mereka bisa merubah usaha, jadi beralih usaha, mulanya asalnya kerajinan, nggak laku, dia akhirnya jualan hand sanitizer, dan dari fesyen juga ada yang jualan masker," kata dia.
Berita Terkait
-
Persib Bandung Move On dari Malut United, Fokus Hadapi Bhayangkara FC
-
Thom Haye Bongkar Fakta Mengejutkan Usai Persib Dikalahkan MU
-
Persib Bandung Fokus Hadapi Bhayangkara FC Setelah Kalah dari Malut United
-
Kapten Malut United Sebut Kemenangan atas Persib Bandung Sebagai Kado Ulang Tahun Pelatih
-
MU Pasang Target Tinggi Usai Berhasil Kalahkan Persib Bandung
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Dedi Mulyadi Resmi 'Haramkan' Izin Perumahan di Seluruh Jabar, Ada Apa?
-
Wajah Baru Situs Gunung Padang: Bebatuan Rebah Ditegakkan Kembali
-
Geser Dikit dari Bandung! 5 Rekomendasi Wisata Cimahi yang Estetik dan Ramah Kantong
-
PLN Pilih Cirebon Jadi Titik Strategis Siaga SPKLU Nataru
-
DPRD Bogor Dukung Program Warga Dibayar untuk Jadi 'Penjaga Hutan'