SuaraJabar.id - Fenomena revenge tourism diprediksi bakal terjadi ketika objek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dibuka. Kondisi itupun harus diwaspadai sebab COVID-19 masih mengintai.
Revenge tourism adalah fenomena di mana warga yang sudah lelah dengan sejumlah pembatasan ramai-ramai mengunjungi objek wisata. Sehingga tingkat kunjungan membeludak.
Fenomena itu justru dikhawatirkan pengelola wisata di Lembang, Bandung Barat. Sebab, malah akan menimbulkan dampak negatif pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bandung Barat.
"Animo masyarakat saat ini memang tinggi untuk wisata. Tapi kalau menimbulkan dampak negatif juga malah memberikan kerugian buat kita pengusaha wisata," kata General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Satpo Wahyudi saat dihubungi Suara.com, Kamis (26/8/2021).
Baca Juga: Dunia Pariwisata Bumi Pertiwi akan Menguat di 2022, Menurut Pengamat Ini Persyaratannya
Saat ini Bandung Barat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3. Di mana ada sejumlah pelonggaran yang diberikan pemerintah, di antaranya bagi penginapan dan restoran.
"Justru momentum ini harus dijaga. Jangan sampai ledakan dan lonjakan pengunjung wisata ini malah berisiko buruk buat kita. Pemerintah pusat juga kan bilang memang ada lonjakan. Nanti kita sudah buka malah tutup lagi. Jadi berpikirnya harus jangka panjang," terang Sapto.
Sapto menyebut pihaknya sangat menaati aturan dalam PPKM Level 3. Misalnya hanya menerima pengunjung ke restoran dan penginapan maksimal 25 persen.
Bahkan saat ini pihaknya sudah menerapkan syarat membawa atau menunjukkan sertifikat vaksin bagi pengunjung.
"Kita antisipasi (revenge tourism) dengan menerapkan skema yang sudah kita jalankan sejauh ini. Pembatasan jumlah pengunjung dan okupansi penginapan. Lalu penerapan syarat vaksinasi sehingga bisa terkendali," ujar Sapto.
Baca Juga: Buka Objek Wisata di Masa PPKM Level 4, Pemkot Cirebon: Kita Bukan Nekat
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat Heri Partomo mengakui jika saat ini masyarakat sudah teramat jenuh lantaran tak diizinkan kemana-mana selama PPKM diterapkan.
Berita Terkait
-
Hanya Sejam dari Solo, 4 Destinasi Wisata Keluarga Ini bikin Long Weekend Anda Berkesan
-
JungleSea Resmi Dibuka di Kalianda Lampung: Perpaduan Keindahan Alam dan Wahana Edukatif Keluarga
-
RI Ajak Kolaborasi di Forum CAP-CSA untuk Pariwisata di Tengah Ketidakpastian Global
-
8 Kuliner Khas NTB yang Harus Dicicipi Wisatawan saat Berlibur ke Lombok
-
Unik! Tradisi Sesaji Rewanda: Wisata Kuliner Ekstrem Kera di Goa Kreo, Semarang
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tier List Hero Mobile Legends April 2025, Mage Banyak yang OP?
-
Ratusan Warga Geruduk Rumah Jokowi, Tuntut Tunjukkan Ijazah Asli
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB, Andalan dan Terbaik April 2025
-
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa
-
Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS
Terkini
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura
-
Bersinergi dengan BPKH dan Kemenag, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
Direktur Utama BRI Hery Gunardi Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Punya Berbagai Karir Cemerlang
-
Keberlanjutan Kinerja Jangka Panjang, BRI Siapkan Dana Rp3 triliun untuk Buyback Saham